SANGATTA – Rencana pengoperasian Pelabuhan Kenyamukan di Kutai Timur kembali mengalami penundaan. Awalnya, pelabuhan tersebut direncanakan beroperasi pada 2025, namun kini dipastikan baru akan mulai beroperasi pada awal 2026.
Penundaan ini terjadi karena adanya efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur memastikan sebelum pelabuhan tersebut dioperasikan, akan dilengkapi fasilitas bongkar muat material guna meningkatkan fungsionalitas dan daya saingnya.
Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi, menjelaskan penundaan pengoperasian ini dilakukan agar infrastruktur dan operasional pelabuhan dapat dipersiapkan dengan matang.
“Kami ingin memastikan bahwa Pelabuhan Kenyamukan bisa memberikan manfaat maksimal bagi kegiatan logistik dan industri di daerah ini,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (10/3/2025).
Menurutnya, fasilitas bongkar muat material menjadi prioritas dalam pengembangan pelabuhan karena tingginya kebutuhan industri di sekitar wilayah tersebut. Dengan tambahan fasilitas ini, diharapkan arus distribusi barang, terutama material konstruksi dapat berjalan lebih lancar.

“Kami ingin Pelabuhan Kenyamukan memiliki dermaga agar bisa digunakan untuk bongkar muat batu dan material lain. Ini bisa menjadi solusi bagi para kontraktor yang kerap kesulitan mendapatkan material saat musim proyek. Material dari daerah lain cukup jauh dan biayanya mahal,” papar Mahyunadi.
Sejumlah pihak, termasuk pengusaha dan masyarakat setempat menyambut baik rencana ini meskipun ada kekecewaan akibat penundaan.
“Kami berharap pelabuhan segera bisa beroperasi penuh agar mendukung perekonomian daerah,” ujar Surya, seorang pengusaha lokal.
Pemerintah daerah menargetkan setelah pembangunan fasilitas tambahan ini selesai, Pelabuhan Kenyamukan dapat segera dioperasikan dan menjadi salah satu pusat logistik utama di Kalimantan Timur.
Pewarta : Ramlah Effendy
Editor : Nicha R