spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pastikan Kesejahteraan Petani, BUMDes Giri Agung akan Kelola Sektor Pertanian

TENGGARONG – Desa Giri Agung, Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara (Kukar), memaksimalkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam mengelola sektor pertanian. Terutama sektor hilirisasi pertaniannya. Memastikan hasil pertanian Desa Giri Agung, dimaksimalkan dan dirasakan manfaatnya.

Memang Desa Giri Agung, 90 persen warganya adalah petani. Dengan sektor unggulannya pertanian sawah, diikuti perkebunan (karet, kelapa sawit dan kelapa) dan peternakan (sapi dan kambing). Dengan total luasan lahan produksi pertanian yang mencapai 600 hektare (ha).

Selama ini, dikatakan oleh Kades Giri Agung, Supriyadi, hasil pertanian khususnya masih dijual ke tengkulak lokal dalam bentuk gabah. Lantaran tengkulak memiliki infrastruktur yang lengkap, seperti alat pengolahan gabahnya. Dengan perkiraan dalam setahun hasil panen mencapai 900 ton lebih

“Desa ini sudah mandiri menghasilkan beras secara mandiri, tetapi masih swasta yang mengelola. Kita juga mensupply kebutuhan luar, juga di perusahan-perusahaan besar sekitar Sebulu-Muara Kaman,” ungkap Supriyadi.

Namun kini, BUMDes Giri Agung pun sudah dilengkapi dengan berbagai infrastruktur pengolahan hilirisasi pertanian. Dimana Januari 2023 lalu, telah diresmikan lumbung pangan dan lantai jemurnya. Sekaligus pembangunan gudang dan Rice Milling Unit (RMU).

BACA JUGA :  Pemdes Loh Sumber Siapkan Program Senin Peduli Bersama Pendidikan

Bahkan BUMDes ini menjadi satu-satunya di Kecamatan Sebulu yang terintegrasi langsung perizinannya ke Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) dan Kemenkumham. Kini memiliki NIB untuk pengelolaan sistem menajemen perdagangannya.

Bahkan diperkirakan setelah lebaran Idulfitri ini, akan berencana membuat program yang didalamnya sektor pertanian akan seluruhnya dikelola oleh BUMDes. Termasuk berintegrasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), dalam hal pengendalian harga berasnya.

“Sehingga petani akan mendapatkan harga yang sesuai dengan HET. Saat musim panen harga tidak jatuh ataupun tinggi. Akan segera kita lakukan setelah lebaran,” tutup Supriyadi. (adv/afi)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img