Catatan: Muthi’ Masfu’ah, AMd, CN NLp
(Direktur Pelaksana Yayasan RK Salsabila, Penulis dan Trainer)
Jika kita melihat realitas sekarang menunjukkan bahwa banyaknya kegagalan keluarga dalam pengasuhan anak, bukan karena kurangnya kasih sayang orangtua. Melainkan sebagian orangtua tidak tahu bagaimana cara mengasuh anak yang baik dan benar. Padahal kita tahu, orangtua adalah orang yang memiliki peran penting dalam proses asuh, asah, dan asih bagi anak-anaknya. Di mata anak, orangtua atau ayah dan ibu adalah sosok “guru” yang pertama dan utama bagi anak, selain sebagai pelindung dan tempat bergantung. Oleh sebab itu, wajar bila orangtua menjadi sumber kehidupan sekaligus sumber kebahagiaan bagi anak.
Ketidakmampuan atau kegagalan orangtua dalam mengasuh anak, tentu akan berakibat fatal. Bukan saja bagi orangtua sebagai pengasuh tetapi juga bagi anak sebagai insan yang diasuh. Bagi orangtua, kegagalan dalam mengasuh anak akan berdampak pada pupusnya harapan orangtua untuk dapat mewujudkan anak yang dalam agama Islam disebut shaleh dan shalehah. Yakni anak yang taat beribadah, berperilaku baik, menghormati/menghargai orangtua maupun orang lain, serta mampu menjunjung tinggi nama orangtua, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sementara bagi anak itu sendiri, kegagalan orangtua dalam mengasuh anak akan menyebabkan anak kurang memiliki kendali diri, tidak mampu menjadi diri sendiri, bertindak semaunya sendiri tanpa mempertimbangkan etika dan norma, tidak memiliki semangat dan gairah untuk belajar menimba pengetahuan dan keterampilan yang cukup guna meraih masa depan, serta cenderung berperilaku menyimpang yang menyebabkan mereka dijauhi, dikucilkan bahkan dianggap “musuh” oleh masyarakat.
Kita tahu bahwa kasus-kasus perilaku negatif anak dan remaja adalah sebagai contoh akibat kegagalan orangtua dalam mengasuh anak. Belum lagi tumbuhnya sikap egois dan mau menangnya sendiri, tidak menghargai tradisi dan budaya ketimuran, serta kesukaannya pada tindak kekerasan dan hal-hal lain yang erat dengan kelicikan, penipuan, pelecehan dan lain sebagainya.
Mengingat kondisi kenakalan anak yang makin parah, sudah saatnya para orangtua sekarang ini merefleksi diri, kesalahan apa yang dilakukan selama ini sehingga gagal dalam mengasuh dan mendidik anak. Sudah saatnya pula para orangtua belajar dan terus berupaya mencari solusi pemecahannya agar menjadi orangtua yang hebat berkarakter dalam mengasuh dan mendidik anak di tengah era globalisasi. Dengan demikian, anak yang diasuh pun menjadi hebat pula tidak hanya dalam hal kepribadian, sikap, dan ketaatannya dalam beribadah, tetapi juga semangatnya untuk berjuang meraih masa depan yang lebih baik dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sang anak.
Menjadi orangtua hebat berkarakter dalam mengasuh anak, tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak upaya yang harus dilakukan. Ada beberapa upaya yang harus dilakukan orangtua agar menjadi orangtua hebat berkarakter dalam mengasuh anak, yakni :
Pertama, Persiapkan diri sebagai pendidik yang berkarakter. Pengetahuan pengasuhan dan mendidik anak harus dimiliki orangtua, mampu menumbuhkembangkan harapan anak, senantiasa memberikan saran dan nasehat yang positif pada anak, membentuk lingkungan yang kondusif, melakukan pembiasaan yang baik pada anak dan pengulangan selama diperlukan serta memberikan hadiah berupa pujian disaat anak berhasil melakukan hal-hal yang baik dan memberikan hukuman bila anak melanggar aturan yang disepakati. Ini penting dimiliki orangtua.
Kedua, Memiliki konsep diri yang positif pada diri orangtua. Orangtua mampu memandang dirinya secara positif. Terkait dengan hal ini, orangtua harus percaya diri bahwa mereka mampu mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Kepercayaan pada diri sendiri ini penting untuk menumbuhkan keyakinan bahwa orangtua akan berhasil dalam menjalankan tugas-tugas mengasuh anak sehingga apa yang menjadi harapannya dapat tercapai. Agar dapat lebih percaya diri, orangtua harus terus berupaya untuk menemukan, kenali potensi dan kemampuan diri yang dapat dijadikan bekal sekaligus dukungan dalam mengasuh dan mendidik anak dengan baik.
Ketiga, orangtua dalam harus berbagi peran dalam mendidik anak. Ayah dengan segala “ketegasan” sikapnya dapat mendidik anak agar dapat lebih mandiri dan memiliki keteguhan dalam pendirian dan tindakan serta tetap tegar ketika menghadapi tantangan dan hambatan.
Sementara ibu dengan segala “kelembutan” hatinya dapat menanamkan jiwa sosial dan rasa kemanusiaannya. Juga menanamkan sikap saling menghormati, menghargai dan berperilaku yang mendasarkan pada norma agama dan budaya yang dianut. Dengan demikian karakter anak akan terbentuk yang menjadikannya sebagai anak yang berkepribadian luhur dan utuh.
Keempat, mampu menjaga anak dari pengaruh buruk media. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, telah menyebabkan media cetak dan elektronik berkembang pesat sehingga semua informasi dapat diakses oleh anak dengan leluasa. Persoalannya banyak informasi yang belum saatnya diketahui anak atau memang tidak layak dikonsumsi oleh anak. Di sinilah pentingnya peran orangtua sebagai pengendali atau filter yang efektif agar pengaruh media tidak berdampak buruk pada pola pikir, sikap dan perilaku anak.
Kelima, jadilah teladan bagi anak-anak. Orangtua hebat berkarakter harus bisa menjadi teladan anak-anaknya dalam berbuat bersikap dan berkata-kata. Ketika ingin anak berhasil dalam hal-hal baik, maka orangtua harus mencontohkan terlebih dahulu. Sehingga orangtua menjadi cermin positif bagi anak-anak mereka.
Nah, apabila lima hal tersebut dapat dilakukan oleh para orangtua dengan baik pada anak-anaknya, maka saya yakin mereka akan menjadi orangtua hebat berkarakter dalam mengasuh dan mendidik anak dan yakin pula mereka akan berhasil membawa anak sebagai generasi yang berkualitas dan berkarakter. Sehingga dapat dipastikan bahwa generasi masa depan yang handal akan dapat terwujud. Bukan saja cerdas, sehat dan trampil, tetapi juga selalu ceria, bersemangat menggapai masa depan, berkepribadian luhur dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Perlu digaris bawahi bahwa menjadi orangtua yang hebat dalam mengasuh anak tidak harus berpendidikan tinggi. Orang yang berpendidikan rendah, bahkan yang tidak bersekolah pun memiliki peluang yang sama untuk menjadi orangtua hebat. Tergantung pada niat dan bagaimana mereka mampu memanfaatkan waktu dan kesempatan sebaik mungkin, sehingga ayah dan ibu sebagai orangtua dapat bersama-sama mengasuh dan mendidik anak secara sungguh-sungguh bersama-sama dalam kerjasama yang baik.
Jika ingin memiliki bekal mumpuni menjadi orangtua cerdas berkarakter, mengikuti acara Parenting Menjadi Orangtua Berkarakter yang akan diadakan di Gedung Tiga Dimensi Jumat siang ini adalah langkah yang tepat. Agar orangtua dapat mengambil point-point penting dalam pengasuhan anak. (*)