SAMARINDA– Stunting dan obesitas adalah ancaman ganda yang berpengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan di Kaltim. Hal ini menjadi sorotan tersendiri bagi Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur.
“Kasus stunting dan obesitas terjadi pada waktu yang bersamaan. Kondisi ini mempunyai dampak sangat merugikan, baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” jelas Kepala Dinkes Kaltim dr Jaya Mualimin, Senin (6/11/2023).
Lanjut Jaya, kasus stunting tidak hanya terkait dengan pertumbuhan tinggi badan yang kurang sesuai dengan umur (stunted) tetapi lebih mengkhawatirkan juga pada perkembangan sel otak yang akhirnya menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal.
“Kemampuan kognitif anak dalam jangka panjang akan lebih rendah dan akhirnya ketika sudah memasuki usia produktif, mereka akan mengalami penurunan produktivitas kerja yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan dapat menimbulkan permasalahan sosial budaya dalam jangka panjangnya,” ujarnya.
Menurut Jaya, obesitas atau kelebihan berat badan juga berisiko menyebabkan berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, jantung, stroke, dan kanker. Penyakit-penyakit ini tidak hanya menurunkan kualitas hidup, akan tetapi juga membutuhkan biaya pengobatan yang tinggi.
“Karena itu kita harus mencegah dan menangani masalah stunting dan obesitas dengan cara meningkatkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, dan menghindari rokok dan alkohol,” bebernya.
Jaya juga mengajak semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, agar bersinergi dalam mengatasi masalah gizi di Kaltim.
Kemudian, meminta kepada masyarakat memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di provinsi Kaltim untuk melawan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi (stunting). “Pangan dari SDA lokal, seperti tanaman pangan lokal, buah-buahan, sayuran, ikan, daging, telur, susu, dan lain-lain amat baik untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang,” imbuhnya.
Hal itu berguna untuk menghindari anak dari dampak obesitas yang berbuntut pada biang penyakit di masa yang akan datang. Oleh karena itu orang tua mesti memahami pemberian gizi yang seimbang kepada buah hatinya. “Kami berharap dengan upaya bersama, angka stunting dan obesitas di provinsi ini dapat diturunkan secara signifikan,” pungkasnya. (ADV/nta)
Pewarta : Ernita
Editor : Nicha Ratnasari