Kemunculan COVID-19 di akhir tahun 2019 sangat memberikan banyak sekali duka, dan pada akhirnya menjadi bencana dengan sekala global di awal tahun 2020 hingga sekarang. Penyakit ini di sebabkan oleh sebuah virus yang tak butuh banyak waktu menginfeksi seluruh dunia sehingga kehidupan manusia dipaksa untuk berubah.
WHO mengeluarkan imbauan untuk menjaga jarak fisik yaitu physical distancing. Akibatnya salah satu kebiasaan manusia yang seharusnya dapat berinterksi secara langsung kini harus di batasi.
Perubahan yang terjadi semasa COVID-19 begitu siknifikan, ruang publik yang merupakan ruang milik bersama sebagai ajang berbagi opini publik kini terbatas, menjauhi COVID-19 sama saja dengan mejauhi keramaian untuk menghindari bahaya.
Dilakukannya penelitian ini berguna untuk mendeskripsikan ruang publik di situasi yang berbeda-beda di tengah masa pandemi dalam pandangan multikultural. Pentingnya sebuah nilai-nilai multikultural bagi dunia pendidikan dapat memberikan pengaruh yang cukup besar
Latar belakang dari budaya yang berbeda-beda menyebabkan adanya perbedaan sistem dalam kepercayaan, nilai lalu norma-norma yang berlaku di masyarakat. berlangsung nya komunikasi antar budaya.
Kata multikultural berasal dari kata multi yaitu keberagaman dan kata kultural yang berarti budaya. Lalu arti dari multikulltural itu sendiri iyalah keberagaman budaya. Keragaman budaya memiliki ciri khas tersendiri dan memiliki paham-paham sendiri.
Indonesia adalah sebuah negara yang multikultural. Ciri-ciri dari masyarakat indonesia adalah adanya masyarakat ataupun penduduk di suatu wilayah yang memilih agama masing-masing, dan suku yang memiliki lebih dari satu kebudayaan.
Komunikasi di gunakan sebagai proses pertukaran pesan oleh satu individu dengan individu lainnya melaului media-media tertentu langsung dan memiliiki tujuan untuk memberikan pemaknaan terhadap pesan tersebut yang memberikan balasan.
Di lingkup multikultural sering terjadi sebuah perubahan yang mengarah kepada kesepahaman anggota masyarakat. Melalui pemanfaatan ruang publik dalam musyawarah sosial kesepakatan bersama dapat terjalin
Solidaritas adalah kekompakan diantara semua individu, kelompok serta masyarakat untuk menjalin kedekatan antara satu sama lain untuk kepentingan bersama tanpa mengenal perbedaan suku ataupun agama.
Ketika sebuah individu ataupun masyarakat telah memiliki rasa solodaritas maka harus di pertahankan ataupun di tingkatkan. Solidaritas yang dimaksud menurut Emile Durkhein iyalah bagaimana sebuah masyarakat memiliki perspektif terhadap dirinya sebagai bagian dari satu kesatuan yang memiliki rasa solidaritas.
Lalu ada dua jenis solidaritas yang terdapat dalam masyarakat yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik.solidaritas organik dapat di temukan di masyarakat multikultural. Solidaritas organik memiliki ciri persatuan diantara sekian banyaknya perbedaan di masyarakat seprti susku dan agama.
Munculnya teknologi dapat menyebabkan retaknya solidaritas masyarakat multikultural. Di beberapa wilayah memiliki rasa solidaritas sosial yang begitu tinggi. Masyarakat multikultural merasa bahwa segala sesuatu tidak bisa dikerjakan sendirian karna hakikatnya manusia hidup saling membutuhkan oleh karenanya di butuhkannya rasa solidaritas tinggi masyarakat adalah masyarakat yang saling bergantung satu sama lain dan saling melengkapi dan itu di sebut sebagai solidaritas mekanik.
Revitalasi solidaritas sosial adalah solusi dari permasalahan ini. Revitalisasi sosial iyalah sebuah upaya untuk mengembalikan sebuah nilai yang telah bergeser tetapi tetap mengutamakan prota kesehatan. Di masa pandemi COVID-19 telah menyebabkan retaknya solodaritas sosial, melakukan persiapan untuk mencegah COVID-19 dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun atau menggunakan masker ketika sedang berada di luar rumah. Ide ini adalah upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 dan mempertahankan solidaritas pada masyarakat multikultural
Di masa pandemi seprti ini sangatlah penting bagi kita untuk tetap melakukan kuminaksi multikultural. Meski bertemu harus menjaga jarak namun solidaritas kita tidak boleh sampai retak ataupun sampai rusak. Salalu melakukan kerja sama dan saling bahu-membahu.
Mulailah dari membersihkan lingkungan kita sendiri dan selalu terapkan protokol kesehatan bersama-sama agar COVID-19 tidak terus berlanjut dan kita bisa mengembalikan suasana dimana kita bisa betemu tanpa harus takut berjabat tangan. (**)
Daftar pustaka :
- https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/komunike/article/view/2253
- https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/komunike/article/view/2253
- Marceline Martinloi, J.P.M Tangkudung, Stefi H. Harilama Pola Komunikasi Sosial di Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea
Oleh: Muhammad Ari Sandi Sapriawan; Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Mulawarman