Beranda BALIKPAPAN Paksa Bawa Pulang sampai Keroyok Polisi, Ragam Masalah Penanganan Covid-19 di Balikpapan...

Paksa Bawa Pulang sampai Keroyok Polisi, Ragam Masalah Penanganan Covid-19 di Balikpapan Selama Setahun

0

BALIKPAPAN – Berbagai persoalan penanganan pandemi Covid-19 masih terjadi di Balikpapan. Salah satunya penolakan pengobatan pasien positif virus corona. Akibatnya pun tak main-main. Kasus-kasus baru terus bermunculan. Bahkan sampai memakan korban jiwa.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi. Awalnya, dia meminta agar warga ikut berpartisipasi dalam penangan pandemi Covid-19. Salah satunya mendukung tenaga medis mengobati pasien positif.

“Karena dengan begitu pandemi akan lebih cepat tertangani,” kata Rizal kepada awak media ketika berkunjung ke RT 35 di Kelurahan Gunung Samarinda, Balikpapan Utara, Sabtu, (3/4/2021).

Dia lantas memberikan contoh bila tidak adanya dukungan dari berbagai pihak dalam penangan pandemi. Dahulu, cerita Rizal, ada seorang pasien terkonfirmasi virus corona tengah dirawat di sebuah rumah sakit di Balikpapan. Namun pihak keluarga yakin jika pasien tersebut tidak terinfeksi virus corona.

Pihak keluarga lantas beramai-ramai mendatangi rumah sakit tersebut. Meminta agar pasien dipulangkan. Pihak rumah sakit sempat berkeras menolak permintaan itu. Namun pihak keluarga lebih beringas. Sambil menenteng kayu balok, beberapa keluarga mengancam pihak rumah sakit akan melakukan kekerasan menggunakan balok bila pasien tersebut tidak segera dipulangkan.

“Karena diancam, mau tidak mau pasien yang terkonfirmasi positif itu dibawa ke rumahnya. Namun dengan catatan, harus melakukan isolasi mandiri,” beber Rizal yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Covid-19 Balikpapan, seperti diberitakan kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com.

Celaka, hal yang paling ditakuti dari pemulangan paksa pasien positif corona tersebut terjadi. Tujuh orang keluarganya, kata Rizal, tertular virus corona setelah pasien tersebut belum lama tiba di rumah. “Hal-hal seperti itu ‘kan jelas merugikan mereka sendiri,” terangnya.

Disebutkan Rizal, kasus seperti itu sudah sering terjadi di Balikpapan. Bahkan ada yang berakibat fatal. Di mana ada dua kasus pasien virus corona meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumahnya. Padahal, pasien-pasien tersebut sempat diobati di rumah sakit. Namun pihak keluarga menolak pengobatan medis.

“Saat dirawat di rumahnya, kondisi kedua pasien itu makin memburuk, akhirnya meninggal,” tutup Rizal.

Tidak adanya dukungan dari berbagai pihak dalam penangan pandemi di Balikpapan bukan kali itu saja terjadi. Pada akhir Januari 2021, seorang personel Polsek Balikpapan, Brigadir Polisi Kepala Marjono, diserang oleh sekelompok keluarga pasien Covid-19.

Gara-garanya, Marjono merekam aksi keluarga mengambil paksa pasien corona di RS Pertamina Balikpapan. Pihak keluarga mengira petugas berpakaian sipil tersebut adalah wartawan. Dari sinilah, beberapa keluarga yang tidak terima menghajar Marjono hingga babak belur.

Marjono tidak tinggal diam. Usai kejadian tersebut, ia mendatangi Markas Polresta Balikpapan untuk melaporkan kekerasan yang menimpanya itu. Berangkat dari laporan tersebut, kepolisian menangkap empat orang yang memukuli Marjono. Keempatnya akhirnya dijadikan tersangka dan ditahan.

“Salah satunya anak almarhum korban Covid-19 yang kami jadikan tersangka,” terang Wakil Kepala Polresta Balikpapan, Ajun Komisaris Besar Polisi Sebpril Sesa, Jumat (5/2/2021). (kk)

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version