spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Optimalkan Pelayanan pada Bayi, Balita, dan Lansia


SAMARINDA– Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tengah menggodok pos pelayanan terpadu (posyandu) agar bisa melayani orang yang telah lanjut usia (lansia), di samping memaksimalkan penanganan terhadap pertumbuhan balita dalam program menelan atau mencegah stunting.

“Hal ini berarti layanan di Posyandu akan lebih fokus pada pengawalan siklus kehidupan, di mana lansia, remaja, bayi, dan balita akan mendapatkan layanan yang terintegrasi dalam satu tempat,” jelas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kaltim Fitnawati, melalui sambungan telepon, pada Selasa (26/9/2023).

Dijelaskannya, dengan adanya integrasi tersebut, Dinkes Kaltim berharap keluarga yang memiliki bayi atau balita, dan lansia dapat membawa ke posyandu sekitar.

“Tujuannya adalah untuk meningkatkan penanganan terhadap panyakit tidak menular dan mengupayakan kesehatan dan produktivitas kepada lansia,” bebernya.

Fitnawati juga berharap, adanya layanan integrasi, Dinkes Kaltim dapat memberikan perhatian yang holistik terhadap kesehatan masyarakat, termasuk pertumbuhan balita dan penanganan kesehatan semua fase usia.

“Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memaksimalkan upaya pencegahan stunting pada balita dan meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup lansia,” imbuhnya.

Dikemukakannya, dalam pengawasan posyandu bukan hanya melibatkan Dinkes Kaltim, tetapi juga  Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD) serta dinas lain yang saling terkait.

Menurutnya juga, salah satu indikator penting yang dipantau dalam posyandu adalah pertumbuhan bayi. Pemantauan pertumbuhan balita saat ini sekitar 40 persen, namun harapannya adalah mencapai 90 persen.

“Dengan memantau pertumbuhan bayi, kita dapat mengetahui jika gangguan gizi dan melakukan intervensi sejak dini,” serunya.

Fitnawati turut menambahkan, jika pertumbuhan bayi tidak mengalami kenaikan, pada saat pemeriksaan kedua kali, mereka harus dirujuk. Jika ada indikasi masalah gizi, sudah cukup dengan satu kali pemeriksaan, masa segera merujuk bayi tersebut.

“Dengan begitu, petugas kesehatan dapat segera menangani masalah gizi sejak dini,” pungkasnya. (Adv)

Pewarta : Nita
Editor : Nicha Ratnasari

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti