spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Optimalisasi Pemantauan TBC RO, Dinkes Kaltim Galakkan Pendampingan Pasien


SAMARINDA – Untuk meningkatkan penemuan kasus pada pelayanan TBC dan meningkatkan laporan hasil pengobatan, sebagai percepatan eliminasi TBC tahun 2030 ditentukan pada kontribusi dan kolaborasi multi pihak. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, saat sambutannya di acara Pelatihan Konseling TBC RO untuk Petugas Kesehatan Tingkat Provinsi Kalimantan Timur.

Acara tersebut berlangsung di Hotel Aston, Jalan Pangeran Hidayatullah, Samarinda, pada Senin (6/5/2024).

Tujuannya adalah peserta mampu melakukan pendampingan psikososial pada pasien TBC di Fasyankes. Kemudian peserta merupakan perawat TB RO  di 16 faskes dan 1 OPT Kaltim yang berjumlah 20 orang.

“Pendampingan utamanya kepada pasien TBC dengan Resistensi Obat (RO) di mana pasien harus didampingi dan dipantau,” terang Jaya.

Komitmen ini tentunya akan melibatkan keluarga pasien yang kemudian berdampak kepada komitmen pasien untuk berobat sampai sembuh. Tentunya hal itu tidak terlepas dari kemampuan petugas kesehatan dalam melakukan konsultasi bahkan perawatan jika dibutuhkan.

Di Kalimantan Timur sendiri, pada tahun 2023 memiliki 87 pasien TBC RO. Hingga per tahun ini tercatat 24 pasien yang enrollment di triwulan 2 dalam pengobatan TBC RO yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur.

“Panduan baru BPAL/BPALM dengan masa pengobatan 6 bulan juga diikuti efek obat yang harus terus dipantau. Sehingga ini memungkinkan menerima efek samping obat yang besar dan serius,” tambah Kadinkes Kaltim.

TBC RO adalah penyakit kondisi di mana bakteri Mycobacterium Tuberculosis kebal terhadap obat TB lini 1, akibatnya pasien yang mengalami TB RO harus melakukan kombinasi obat (obat lini 2) dan pengobatan lebih lama (9 – 24 bulan).

Untuk menghadapi penyakit yang cukup serius itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, mengharapkan adanya pemaksimalan dari seluruh lintas sektor baik itu dari Dinas Kesehatan, Fasyenkes PMDT, dibantu juga dengan kelompok penyintas TBC dalam hal ini Wadah Etam.

Tentunya pemaksimalan itu menargetkan kesembuhan kepada penyintas penyakit TBC RO. Sehingga penemuan penyakit tersebut bisa ditangani dengan baik oleh tenaga kesehatan.

“Semua bersatu untuk dalam upaya pemastian pasien TBC RO berobat sampai sembuh,” begitu tutup Jaya.

Pewarta : Khoirul Umam
Editor : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti