BALIKPAPAN – Tim dari Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) sedang merancang pengelolaan sumber daya air hingga drainase yang ramah lingkungan, sehingga tak akan setetes pun air hujan yang terbuang percuma karena langsung diserap ke tanah dan drainase.
“Dalam IKN menerapkan sponge city, maka setiap tetes air hujan yang jatuh langsung diserap oleh tanah di IKN, drainase, embung, bendungan, bahkan limbah air pun bisa digunakan untuk kebutuhan non-konsumsi,” ujar Direktur Sarana dan Prasarana Dasar OIKN Agus Ahyar di Balikpapan, Senin.
Pengelolaan air hujan dilakukan dengan berbagai metode di antaranya dengan menampung melalui bak tandon air untuk langsung bisa digunakan, menampung dalam tampungan buatan atau badan air alamiah.
Kemudian dari drainase dialirkan ke riparian sungai terdekat untuk mengurangi beban pada sungai di hilir, lantas selalu memelihara metode tersebut agar berdaya guna dan berkelanjutan.
Konsep drainase ramah lingkungan ini merupakan metode yang ke depan diperlukan dan erat kaitannya dengan perubahan Iklim, perubahan yang ditandai dengan naiknya muka air laut, kenaikan temperatur udara, perubahan durasi dan intensitas hujan, perubahan arah angin, dan perubahan kelembaban udara.
Ada beberapa metode drainase ramah lingkungan yang dapat dipakai di Indonesia, di antaranya adalah metode kolam konservasi, metode sumur resapan, metode river side folder dan metode pengembangan areal perlindungan air tanah.
“Perencanaan drainase perkotaan di IKN mengacu pada sustainable drainase system, yakni menerapkan paradigma baru dalam pengelolaan air hujan,” katanya saat menjadi narasumber dalam Sidang Pleno ke-2 Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai (TKPSDA WS) Mahakam di Hotel Platinum Balikpapan tersebut.
Ia menjelaskan, pendekatan dengan cara mereduksi kecepatan dan debit puncak limpasan air hujan akan memperkecil banjir dan erosi badan air, mengurangi beban saluran, dan meningkatkan kualitas air di badan air alamiah.
“Air hujan mengalir menuju badan air terdekat, ditangkap saluran drainase bawah tanah, kemudian melewati jaringan pipa yang selanjutnya ke saluran terbuka menuju fasilitas pengolahan air untuk dijadikan air baku,” kata Ahyar. (ant)