BONTANG – Badan SAR Nasional dan Angkatan Laut hingga kini masih mencari 31 nelayan yang hilang, akibat gelombang besar menerjang 17 kapal di Perairan Pontianak pada pekan lalu. Satu dari puluhan nelayan yang hilang tersebut adalah Irfan (17), siswa kelas 11 SMK Cendikia, Bontang.
Siswa jurusan alat berat itu terpaksa jadi nelayan, setelah kedua orang tuanya tak lagi mampu mencari nafkah. Beberapa hari sebelum kejadian, menurut pihak sekolah, Irfan sempat meminta izin ke Pontianak untuk menjadi nelayan bersama pamannya.
Melalui sambungan telepon, wali kelas jurusan alat berat, Ani mengatakan, Irfan ke Pontianak karena pembelajaran di sekolah masih dilakukan secara online. Yang berarti dia masih dapat bersekolah sambil bekerja.
“Irfan sempat meminta izin sama saya. Bu, saya izin untuk ikut om, saya bekerja di kapal,” ungkap Ani, Kamis (22/7/2021). Pengakuan kerabat Irfan, lanjut Ani, saat kejadian anak didiknya itu sengaja lembur karena ingin merayakan Lebaran IdulAdha di Bontang.
Namun nahas, Selasa hingga Rabu (14/7/2021) pagi, ombak laut menyapu pulau kecil tempat Irfan beristirahat bersama ABK lainnya. “Jadi Irfan sudah tidak bisa dihubungi sejak tanggal 15 Juli. Padahal dia kerja lembur agar bisa ikut Lebaran IdulAdha di Bontang bersama keluarga. Tapi malam itu malah kejadiannya seperti itu,” kata Ani lirih.
Saat ini pihak keluarga yang tinggal di Kelurahan Tanjung Laut Tengah, terus menggelar doa bersama, berharap ada keajaiban yang dapat menyelamatkan jiwa Irfan. Ani menambahkan, sebelum hilang kontak, Irfan sempat mengirimkan sejumlah uang kepada kerabatnya yang sakit.
“Sampai sekarang keluarga Irfan masih mengadakan doa bersama, Berharap Irfan bisa ketemu kemudian pulang lagi ke Bontang,” ungkap Ani.
Data sementara Posko SAR Gabungan di Pontianak mencatat, total anak buah kapal (ABK) yang menjadi korban sebanyak 138 orang. Sebanyak 83 orang selamat, 31 orang masih dalam pencarian, dan 24 orang ditemukan meninggal dengan total kapal motor yang tenggelam sebanyak 18 unit. (ahr)