SAMARINDA – Ada banyak cara menunggu waktu berbuka atau biasa diistilahkan sebagai ngabuburit. Biasanya diisi dengan berburu takjil, atau sekadar berolahraga di taman-taman kota. Aktivitas menunggu adzan Maghrib memang seharusnya dapat diisi dengan hal-hal yang menyenangkan.
Seperti yang dilakukan oleh Tarekat Menulis Samarinda, komunitas seni anak-anak muda Samarinda itu memilih ngabuburit dengan diskusi buku bertajuk “Ngabubook-read, bawa dan ceritakan buku favoritmu.”
Mereka mengajak anak-anak muda yang hobi membaca buku untuk saling menceritakan buku-buku favorit mereka. Berlangsung di Museum Kota Samarinda, Jalan Bhayangkara, Samarinda pada Rabu (12/3/2025), mereka menginisiasi kegiatan tersebut atas dasar keinginan meningkatkan literasi di kota tepian.
Alexander Philip Beatrix Penyang selaku inisiator kegiatan itu mengatakan bahwa ia tidak ingin membiarkan teman-teman penyuka buku hanya berdiam diri di rumah.
“Literasi itu tidak lahir dari buku yang dibiarkan dipendam dalam kepala saja, literasi hadir atas dasar berbagi perspektif. Menceritakan buku jadi salah satu cara untuk mengelola ide,” kata Mahasiswa jurusan sejarah Universitas Mulawarman (Unmul) itu.
Belakangan, ngabuburit bagi Alex–sapaan akrabnya, diisi oleh beberapa anak-anak muda dengan mengeber-ngeber motor. Untuk itu, ia berharap kegiatan ini bisa merangkul anak-anak muda bercengkrama dengan hal yang bermanfaat.
Semakin banyak komunitas yang melakukan kegiatan ngabuburit yang positif, menurutnya semakin baik untuk pertumbuhan sumber daya manusia di kota Samarinda.
“Bercerita itu penting, apalagi menceritakan apa yang kita suka, pastinya menyenangkan. Ini agar jadi tempat berbagi sekaligus bercengkrama,” jelasnya.
Ia merasa yakin bahwa pecinta buku di Samarinda tidaklah sedikit, namun jarang sekali mau terbuka dengan sosial. Maka dengan kegiatan ini, Alex berharap anak-anak muda pecinta buku, berani untuk mengemukakan ide serta pendapat mereka.
Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Nicha R