FILIPINA — Calon Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, melakukan kunjungan ke Makati, Filipina, untuk mempelajari program sosial dan tata kelola perkotaan yang diterapkan di kota tersebut.
Kunjungan Neni ini untuk berbagi pengalaman dan melihat kemungkinan adopsi program-program inovatif untuk diterapkan di Bontang.
Dalam kunjungannya, Neni bertemu dengan Duta Besar RI untuk Filipina, Letjen (Purn) Agus Wijoyo, yang juga merupakan adik iparnya. “Kunjungan ini adalah bagian dari upaya untuk belajar dan mengambil inspirasi dari program sosial di Filipina yang sudah berjalan, seperti program kartu ajaib bagi lansia dan difabel,” ujar Neni dihubungi Media Kaltim di Filipina, Rabu (4/12).
Program Sosial Filipina yang Menginspirasi
Salah satu program unggulan di Filipina adalah pemberian kartu ajaib bagi lansia dan difabel. Pemilik kartu ini mendapatkan santunan bulanan sebesar 500 peso (sekitar Rp100.000) dan berbagai fasilitas kemudahan seperti diskon untuk transportasi umum, biaya listrik, air, serta pajak barang kebutuhan pokok.
“Program ini sangat inspiratif karena membantu meringankan beban hidup masyarakat miskin dan memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi. Hal ini sesuai dengan prinsip konstitusi kita, bahwa negara wajib menanggung kehidupan orang miskin,” kata Neni.
Adopsi Program untuk Bontang
Neni juga menjelaskan bahwa jika terpilih, ia akan mengadopsi program serupa melalui “Kartu Bontang Sejahtera Berbenah.” Program ini akan memberikan bantuan sebesar Rp300.000 per bulan bagi lansia, anak yatim, dan anak berkebutuhan khusus di Bontang. “Bantuan ini setidaknya bisa digunakan untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras dan telur satu nampan setiap bulan,” tambahnya.
Selain itu, Neni juga berencana memisahkan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan menjadi dua dinas terpisah agar fokus menangani masing-masing bidang. “Kami ingin konsentrasi pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama kelompok rentan, lebih efektif,” jelasnya.
Komitmen untuk Urban Development
Kunjungan ini juga dimanfaatkan Neni untuk mempelajari tata kelola perkotaan di Makati. Sebelumnya, pada tahun 2018, Neni pernah diundang sebagai pembicara di Makati untuk membahas isu climate change dan pembangunan kota berkelanjutan. “Makati memiliki penataan kota yang baik, yang bisa menjadi contoh untuk kita di Bontang. Konsep urban development yang mereka terapkan sangat relevan dengan kebutuhan kita sebagai mitra IKN,” ungkap Neni.
Melalui kunjungan ini, Neni optimistis dapat membawa inspirasi baru untuk memajukan Bontang, baik melalui program sosial maupun tata kelola perkotaan. “Kita akan berbenah untuk menciptakan Bontang yang lebih baik dan sejahtera,” tutupnya. (MK)
Editor: Agus S