BONTANG– Dalam rangkaian Hari Ulang Tahun Kota Bontang ke-23, Padepokan Seni dan Budaya Sunda Nenggala ikut meramaikan Bontang City Carnival (BCC) pada Minggu (23/10/2022). Mereka menampilkan tarian dan budaya khas Jawa Barat, seperti silat dan debus.
Dengan tema Pesta Panen yang merupakan tradisi nutu/lesung atau Seni Gondang Tutunggulan, menjadi sebuah upacara khusus yang dilakukan ketika usai masa panen, atau saat masyarakat ingin menunjukkan rasa syukurnya kepada Tuhan. Tradisi ini menjadi simbolisasi kesyukuran atas kehadiran Tuhan di sela-sela kehidupan mereka.
“Misi kami adalah melestarikan seni dan budaya Sunda (Jawa Barat). Dengan banyaknya orang Jawa Barat yang merantau ke Bontang, akhirnya dibangunlah Nenggala pada tahun 2011 yang merupakan padepokan Seni dan Budaya Sunda,” ungkap Dadang Yudiantara, Ketua Padepokan Seni dan Budaya Sunda Nenggala Bontang.
Tidak hanya orang dewasa, tambah Dadang, anak-anak juga dilibatkan dalam BCC kali ini, sekaligus bukti ikut melestarikan kesenian sejak dini.
Dadang mengungkapkan, seiring berjalannya waktu, pedepokan sudah menjadi lintas etnis. Kini, anggota padepokan bukan hanya berasal dari Sunda tapi juga Padang, Aceh dan lainnya.
Warga yang tertarik dapat langsung mengikuti latihan seni dan budaya Sunda, mulai dari tarian tradisional dan belajar alat musik (gamelan) khas Jawa Barat.
Dalam filosopi wayang, Nenggala diartikan sebagai senjata paling ampuh yang dipakai oleh Baladewa (Raja Mandura). Sementara Bahasa Sansekerta mengartikan Nenggala sebagai “kahirupan, kahuripan dan kahareupan”.
Progam rutinitas berupa latihan 1-2 kali dalam seminggu baik seni karawitan dan tarian tradisional, maupun kontemporer dengan memaksimalkan sarana yang saat ini bersinergi dengan Paguyuban Wargi Sunda (PWS) Badak, dengan tempat latihan di Pendopo Kelurahan Bontang Kuala.
“Dalam rangka melahirkan penari dan penabuh (nayaga) gamelan Sunda yang andal,” ungkap Abah Dani, Wakil Ketua Padepokan Seni dan Budaya Sunda Nenggala Bontang.
“Saya sangat senang dan terharu Nenggala bisa tampil dengan baik dalam BCC 2022, agar kami semakin dikenal oleh warga Bontang,” ungkap Yayat Ruhiyat, penasehat Padepokan Sunda
Dengan penari dan nayaga gamelan yang sudah profesional dan tampil di beberapa event perusahaan, maupun perorangan, Yayat berharap kedepan dapat memiliki gamelan sendiri serta sarana dan prasarana lain. “Makin lestari seni dan budaya Sunda, terima kasih semuanya,” katanya. (adv/sya)