spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

 Muhasabah di Pengujung Ramadan 1445 H

“MUHASABAH” berasal dari bahasa Arab, yakni dari akar kata “hasaba”, yang berarti “menghitung” atau “mengalkulasi”. Dalam konteks agama Islam, “muhasabah” mengacu pada proses introspeksi diri, penilaian, dan evaluasi terhadap perbuatan dan amalan seseorang.

Muhasabah di pengujung Ramadan merupakan momen penting untuk merefleksikan perjalanan spiritual selama bulan suci ini.

Ini adalah waktu yang paling tepat untuk meninjau kembali tindakan, niat, dan hubungan dengan Allah SWT serta sesama selama Ramadhan. Sebagaimana ungkapan Al-Quran:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hashr: 18)

Ayat ini menyoroti pentingnya refleksi diri terhadap perbuatan yang telah dilakukan. Setiap jiwa diminta untuk memperhatikan apa yang telah dilakukannya untuk hari esok, artinya kita diminta untuk memikirkan konsekuensi dari perbuatan kita di dunia ini terhadap akhirat kita. Ini mencakup kesadaran bahwa setiap perbuatan kita akan dihisab dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Selain itu, ayat ini mengingatkan kita pentingnya melakukan muhasabah (refleksi diri) dan pentingnya kesadaran diri yang akan dipertanggungjawaban di hadapan Allah. Ini adalah panggilan atau seruan untuk senantiasa menumbuhkan kesadaran moral dan spiritual yang tinggi, dengan mempertimbangkan akibat dari setiap tindakan kita baik di dunia maupun di akhirat.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu seseorang dalam melakukan muhasabah di pengujung Ramadan.

  1. Mengukur Kemajuan Spiritual: Tinjau kembali aktivitas ibadah yang telah dilakukan selama Ramadan, seperti shalat, puasa, dzikir, dan bacaan Al-Qur’an. Pertimbangkan apakah telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum Ramadan dimulai.
  2. Evaluasi Kualitas Ibadah: Selain kuantitas, penting juga untuk mengevaluasi kualitas ibadah. Seberapa khusyuk shalat, seberapa tulus niat berpuasa, dan seberapa mendalam bacaan Al-Qur’an? Evaluasi ini dapat membantu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas ibadah di luar bulan Ramadan.
  3. Penyesalan dan Pengampunan: Identifikasi kesalahan dan dosa yang telah dilakukan. Bersikaplah jujur dengan diri sendiri dan berikan penyesalan yang tulus. Memohon ampunan kepada Allah SWT adalah langkah pertama untuk melakukan penyucian jiwa.
    Komitmen Diri: Merupakan langkah penting dalam muhasabah di penghujung Ramadan. Identifikasi diri Anda pada bagian mana yang ingin diperbaikai setelah Ramadan berakhir.
  4. Mungkin ada kebiasaan buruk yang ingin diubah atau kebaikan yang ingin ditingkatkan. Buatlah komitmen untuk terus meningkatkan diri setelah bulan Ramadan berakhir. Buatlah rencana untuk menjaga semangat Ramadan setelah bulan suci ini berakhir. Tentukan langkah-langkah konkret yang akan diambil untuk terus memperbaiki diri secara spiritual dan moral.
  5. Perbanyak bersyukur: Luangkan waktu untuk bersyukur atas segala nikmat yang diberikan selama Ramadan, termasuk kesempatan untuk beribadah, kesehatan, dan keberkahan lainnya. Bersyukur adalah bentuk penghormatan terhadap karunia Allah SWT.

Muhasabah di penghujung Ramadan merupakan kesempatan yang berharga bagi umat Muslim untuk meningkatkan spiritualitas diri dan memperbaiki hubungan dengan Allah SWT serta sesama. Semoga dengan melakukan muhasabah ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Wallahu’alam bissawab.

Oleh: Zulkifli
Akademisi, Penulis, Peneliti dan Aktivis Dakwah
Editor : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti