TARAKAN – Nyaris 5 bulan lamanya sejak mayat Nabila (20) ditemukan pada Sabtu (26/8/2023) lalu, pihak kepolisian belum juga bisa mengungkap siapa pelaku pembunuhan wanita asal Sukabumi, Jawa Barat tersebut.
Nabila sebelumnya ditemukan tewas di kontrakannya yang berlokasi di Kelurahan Skip Kampung Satu, Kota Tarakan, Kalimantan Utara dalam kondisi mengenaskan, badannya membiru dan lehernya terlilit kabel.
Terkait hal itu, Kapolres Tarakan, AKBP Ronaldo Maradona T.P.P Siregar buka suara dan mengakui jika pihaknya menemui kendala dalam mengungkap pembunuh Nabila. Salah satunya tidak ditemukannya kecocokan pengujian DNA terhadap para saksi, sehingga menyulitkan mengungkap pelaku pembunuhan.
Ronaldo mengatakan, untuk mengungkap kasus pembunuhan ini kepolisian telah memeriksa 30 saksi termasuk petunjuk jejaknya.
“Mencapai lebih dari 30 orang saksi kami periksa. Sudah dua kali libatkan laboratorium forensik melakukan tes DNA. Pengecekan ke orang terdekat di TKP semua dan sudah diperiksa, namun tidak ada yang match dengan sampel yang diambil di TKP,” ucap Ronaldo saat dikonfirmasi belum lama ini.
Dia melanjutkan, saat ini pihak penyidik terus bekerja dan menegaskan bahwa Polres Tarakan tidak bekerja seperti peti es. “Kami terus lakukan penyelidikan. 30 orang lebih saksi diperiksa namun tidak saling ketemu dengan alat bukti. Kami sudah libatkan ahli, sampel, namun belum match tunjukkan ke arah pelakunya. Semoga dengan upaya terus-menerus nanti diberikan jalan dan kasus ini terungkap,” terangnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tarakan, AKP Randhya Sakhtika Putra mengungkapkan, berdasarkan hasil visum, diketahui Nabila meninggal dunia disebabkan karena kekurangan oksigen. Sementara dari hasil autopsi diketahui organ tubuh korban masih dalam keadaan bersih dan tidak ditemukan racun ataupun alkohol.
Dia pun mengungkap sejumlah kendala dalam pengungkapan kasus pembunuhan Nabila. Yakni, minimnya saksi yang menguatkan. Kemudian, alat bukti lain yang dapat dijadikan petunjuk sangat tidak mendukung, seperti tidak adanya rekaman cctv di sekitar lokasi. Selanjutnya, korban Nabila sering bergonta-ganti nomor handphone. Bahkan hingga Agustus 2023 ini, korban memiliki 12 nomor handphone.
Polisi pun kini tengah mencari HP dan dompet korban. Randhya menyebut dua barang itu akan memudahkan polisi menemukan siapa pelaku pembunuhan Nabila.
“Mencari keberadaan HP korban itu difokuskan dan saat ini belum terdeteksi dimana HP-nya. Kami juga fokus akun Michat korban saat itu, tapi belum ditemukan, dimungkinkan karena gak ada yang mau mengaku pernah menggunakan,” ucap Randhya.
Penulis: Ade Prasetya
Editor: Yusva Alam