SANGATTA – Minimnya fasilitas pemadam kebakaran di wilayah pelosok Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menjadi salah satu masalah yang perlu segera ditangani oleh pemerintah.
Sejumlah kecamatan terpencil, seperti Busang, Long Mesangat, dan Sandaran, hingga kini masih belum memiliki pos pemadam kebakaran. Akibatnya, respons terhadap kebakaran menjadi lambat, berisiko tinggi, dan sering kali menyebabkan kerugian besar.
Warga di daerah-daerah tersebut mengeluhkan kesulitan dalam mendapatkan bantuan pemadam kebakaran ketika terjadi kebakaran. Jarak yang jauh dari pos pemadam terdekat membuat api sulit dikendalikan sebelum meluas.
“Kalau ada kebakaran, kami hanya bisa mengandalkan alat seadanya dan bantuan warga sekitar. Pemadam bisa datang berjam-jam kemudian, bahkan terkadang sudah terlambat,” ujar Rudi, seorang warga di Kecamatan Sandaran.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kutim Failu mengakui keterbatasan jumlah pos dan personel menjadi kendala utama. Saat ini, pos pemadam hanya tersedia di beberapa kecamatan besar, sementara daerah terpencil belum tersentuh fasilitas tersebut.
“Kami menyadari ini masalah serius, tetapi tidak adanya lagi perekrutan Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D) saat ini, menjadi permasalahan utama dari kurangnya petugas Damkar yang dapat bersiaga di setiap kecamatan,” ujar Failu, Jumat (31/1/2025).
Meski demikian, Failu menyebutkan bahwa pemerintah telah menganggarkan pembangunan fasilitas pemadam kebakaran di sejumlah kecamatan. Di antaranya, Batu Ampar dan Telen yang akan menerima hibah tanah pada tahun 2025 dan telah dianggarkan untuk pembangunan pos.
Namun, meskipun masalah ini sudah disampaikan kepada pemerintah daerah dan pusat, belum ada kepastian kapan pembangunan pos pemadam kebakaran di daerah pelosok akan terwujud.
“Batu Ampar dan Telen sudah ada hibah tanahnya tahun 2025 ini, dan sudah dianggarkan perencanaan posnya,” bebernya.
“Permasalahan ini sudah saya sampaikan ke Pak Sekda Kutim dan Komisi C DPRD Kutim, waktu rapat dengar pendapat, termasuk camat Batu Ampar waktu beliau berkunjung kemari (Kantor Damkar),” tambahnya.
Bahkan, lanjut Failu, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) melalui Direktorat Manajemen Penanggulangan Kebakaran.
Meski demikian, hingga kini belum ada kepastian kapan pos pemadam di pelosok Kutim akan dibangun.
Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret agar risiko kebakaran di daerah terpencil bisa diminimalisir agar tak terjadi lagi kebakaran hebat yang menghanguskan ratusan rumah.
Pewarta : Ramlah Effendy
Editor : Nicha R