spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Miliki Laboratorium Pupuk Organik, Petani Padi di PPU Diminta Beralih dari Pupuk Kimia

PENAJAM – Petani padi di Penajam Paser Utara (PPU) diharapkan dapat beralih dari penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik. Terlebih, di daerah berjuluk Benuo Taka ini, telah memiliki Laboratorium Microbacter MA-11, sebagai salah satu penghasil pupuk ramah lingkungan.

Laboratorium tersebut berada di Desa Gunung Mulia Kecamatan Babulu, yang merupakan bantuan program sosial Bank Indonesia (BI) bersama Pemkab melalui Dinas Pertanian (Distan) PPU.

Saat peresmian, Plt Bupati PPU Hamdam Pongrewa mengatakan, pengembangan sektor pertanian  dapat difungsikan dalam memproduksi pupuk organik bagi  petani.  Keberadaan laboratorium itu juga merupakan solusi terhadap kelangkaan pupuk dan tingginya harga yang sering dialami petani.

“Adanya Lab Microbacter MA-11 tentu akan membantu gapoktan (gabungan kelompok tani) di PPU dengan pengembangan pertanian berbasis teknologi. Dalam peningkatan produksi pertanian, membantu mengurangi biaya produksi, mengatasi kelangkaan pupuk serta mendukung program pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk menekan angka inflasi bahan pangan,” kata Hamdam, Selasa (23/8/2022).

Disebutkannya, pengembangan pertanian berbasis pupuk organik  telah berjalan di PPU sejak beberapa tahun belakangan. Dalam program itu, telah disediakan demplot yang juga telah beberapa kali dipanen padi organik. Sebagai pengelolanya ialah Gapoktan Karya Tani Mulia yang juga binaan BI.

BACA JUGA :  Diskominfo PPU Dorong Pembentukan PPID di Tiap Kelurahan/Desa

Berdasarkan informasi para petani,  lanjut dia, ada peningkatan hasil panen yang signifikan dengan menggunakan skema pertanian ini. Jika dulu hasil produksi pertanian dengan menggunakan metode konvensional, dengan penggunaan pupuk kimia produktivitas gabah petani paling banyak 4 ton.

Dengan metode ini, panen yang didapat hingga 7 ton. Dengan biaya produksi yang lebih murah, serta menghemat hingga 30 persen penggunaan pupuk.

“Ini semakin membuktikan adanya formula baru yang lebih tepat dalam peningkatan hasil pertanian. Sehingga kedepan kita bisa mengaplikasikannya secara massal bagi petani kita,” kata Hamdam.

Oleh sebab itu, ia meminta Distan PPU untuk terus memantau dan membina secara berkala seluruh petani di PPU. Melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL) dapat mengajak secara perlahan petani untuk beralih ke pupuk yang ramah lingkungan.

“Kiranya petani yang berada di wilayah lain dapat mencoba inovasi pupuk organik ini. Pupuk yang dikembangkan di wilayah Desa Gunung Mulia Kecamatan Babulu,” sebutnya.

Sementara, Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan R Bambang Setyo Pambudi mengatakan, peresmian Laboratorium Microbacter MA-11 merupakan salah satu upaya  pihaknya dalam mendukung program pertanian di daerah. Tujuannya, mendorong ketahanan pangan daerah sejalan dengan program daerah masing-masing.

BACA JUGA :  Awali Operasi Antik Mahakam 2022, Pengedar Sabu Asal Paser Diringkus

“Keberadaan inovasi dan kegiatan ini dalam bidang pertanian diharapkan dapat menekan laju inflasi atau kenaikan harga-harga. Terutama dalam kebutuhan bahan pangan melalui pengembangan pupuk organik yang telah diaplikasikan oleh gapoktan,” pungkasnya. (sbk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img