Latar Belakang Pendidikan dan Karier Militer
Opini – Prabowo Subianto Djojohadikusumo, lahir pada 17 Oktober 1951 di Jakarta, adalah putra dari Prof. Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar. Setelah sempat berpindah-pindah sekolah karena situasi politik, Prabowo akhirnya kembali ke Indonesia dan memulai karier militernya pada tahun 1970 di Akademi Militer (AKMIL) Magelang, Jawa Tengah. Lulus pada 1974, Prabowo dikenal sebagai taruna terbaik di masanya.
Prabowo memulai tugas militernya di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) dan kemudian bergabung dengan pasukan elite Kopassus. Ia menjabat sebagai Komandan Grup 3 Kopassus dan terlibat dalam operasi penting seperti pembebasan sandera di Mapenduma. Pada 1998, Prabowo dilantik sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), namun tidak lama kemudian diberhentikan setelah peralihan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke BJ Habibie.
Kiprah Sebagai Menteri Pertahanan
Pada 2019, Prabowo diangkat sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju. Di bawah kepemimpinannya, Kementerian Pertahanan menorehkan sejumlah pencapaian penting, terutama dalam pengembangan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan infrastruktur kesehatan serta pendidikan. Ia mendirikan 25 rumah sakit militer dan memperkuat Universitas Pertahanan dengan fakultas baru untuk menghasilkan ahli di bidang teknologi pertahanan.
Prabowo juga mendukung pengembangan industri pertahanan domestik, dengan kontrak senilai 11 miliar dolar AS. Hal ini diwujudkan dalam proyek-proyek strategis seperti pembuatan Kapal Fregat Merah Putih oleh PT PAL. Ia berupaya meningkatkan kemandirian Indonesia dalam memproduksi alutsista untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
Selain itu, Prabowo memperkenalkan Komponen Cadangan (KOMCAD) untuk memperkuat Sistem Pertahanan Rakyat s
Semesta (Sishankamrata). Inisiatif ini diharapkan bisa meningkatkan daya tangkal Indonesia terhadap ancaman eksternal dan membangun ketahanan negara secara kolektif, melibatkan rakyat dalam menjaga keamanan.
Diplomasi Pertahanan dan Modernisasi Alutsista
Prabowo juga aktif dalam diplomasi pertahanan melalui kunjungan ke negara-negara sahabat, memperkuat kerja sama industri pertahanan. Ia berupaya agar Indonesia dapat bersaing di tingkat global dan membangun hubungan strategis yang memperkuat posisi Indonesia di kawasan.
Dalam hal modernisasi alutsista, Prabowo memprioritaskan pengadaan pesawat tempur Rafale, F-15EX, dan kapal selam Scorpene. Langkah ini untuk memastikan bahwa TNI memiliki peralatan modern yang mampu menjaga kedaulatan negara. Berkat kepemimpinannya, Indonesia kini memiliki kekuatan militer terbesar di Asia Tenggara dan menempati peringkat ketiga belas di dunia.
Transformasi Pertahanan di Bawah Kepemimpinan Prabowo
Pencapaian di sektor pertahanan selama kepemimpinan Prabowo mencerminkan komitmen seriusnya terhadap kemandirian dan kekuatan nasional. Indonesia kini berada di posisi pertama di Asia Tenggara dalam hal kekuatan militer, melampaui negara-negara seperti Vietnam dan Thailand. Secara global, posisi Indonesia yang berada di peringkat ketiga belas menunjukkan pengakuan internasional terhadap kemampuan pertahanan nasional.
Program dan Kebijakan sebagai Presiden Terpilih
Setelah terpilih sebagai Presiden Indonesia 2024-2029, Prabowo membawa visi besar untuk memperkuat pertahanan dan ketahanan nasional. Salah satu poin penting dalam visinya adalah mencapai kemandirian di bidang pangan, energi, air, dan ekonomi. Ia juga mendorong penguatan pertahanan dengan mendukung Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam melanjutkan program yang telah ia rintis.
Dalam upaya membangun kabinet yang solid, Prabowo mengadakan pembekalan di Akademi Militer Magelang, mengedepankan nilai-nilai kedisiplinan dan loyalitas. Program ini, yang disebut “The Military Way,” bertujuan untuk mempererat tim dan menanamkan semangat bela negara.
Kebijakan Anggaran Pertahanan dan Modernisasi Alutsista
Di bawah pemerintahan Prabowo, anggaran pertahanan Indonesia pada 2025 meningkat menjadi Rp165 triliun, untuk mendukung modernisasi alutsista dan kesejahteraan prajurit. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan teknologi militer Indonesia, sehingga TNI memiliki sistem persenjataan yang lebih canggih dan andal.
Upaya Diplomasi dan Peran di Asia Tenggara
Di bidang diplomasi, Prabowo berkomitmen menjalin hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara di Asia Tenggara. Dengan meningkatkan peran Indonesia di kawasan, Prabowo berharap dapat membangun solidaritas regional yang kokoh dan menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam stabilitas keamanan di Asia Tenggara.
Prabowo Subianto berperan signifikan dalam membangun pertahanan Indonesia, mulai dari pengabdian sebagai prajurit hingga posisinya sebagai pemimpin negara. Melalui kebijakan modernisasi alutsista, penguatan Sishankamrata, dan diplomasi pertahanan, Prabowo bertekad membawa Indonesia menjadi negara yang tangguh dan mandiri dalam menghadapi tantangan global. (*)
Biodata Penulis
- Nama Kelompok: Adinda Rahmadhani (2202056013), Aidil Fitriana (2202056019), Keisha Nadya Astuty Amalia (2202056035)
- Program Studi: Ilmu Komunikasi
- Universitas: Mulawarman
- *Isi artikel menjadi tanggung jawab dari penulis