spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Merdeka Listrik, Air, dan Jalan

Catatan Rizal Effendi

SAYA ditinggalkan cucu saya, Defa dan Dafin. Itu gara-gara listrik padam yang terjadi Selasa, 8 Agustus lalu. Rumahnya di kompleks Balikpapan  Baru (BB) lebih dulu byarpet. Jadi mereka mengungsi ke rumah saya di Balikpapan Regency. Rencananya bermalam. Tahu-tahunya menjelang maghrib, giliran daerah kediaman saya yang padam. Jadi mereka balik lagi ke BB, yang sudah menyala.

Saya sedih ditinggal sendiri. Soalnya istri saya juga ikut ngungsi. Saya punya genset sudah lama tidak dioperasikan. Jadi tidak siap. Terpaksa menggunakan sebatang lilin. Hampir tengah malam listrik baru menyala. Habib Salam dan sahabat saya Unding yang datang bertamu kaget. Kok rumah mantan wali kota ikut gelap gulita. “Saya hormat Bapak selalu ikut merasakan apa yang dialami warga,” kata Habib.

Blackout yang terjadi 9 hari menjelang peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan kita itu, cukup pedih. Listrik Kaltim yang dikenal dengan Sistem Mahakam tiba-tiba padam. Padahal Sistem Mahakam sudah tersambung dengan Kalsel dan Kalteng bahkan Kaltara. Tapi interkoneksi ini ternyata belum menjamin keandalan sistem kelistrikan kita.

“Yth pelanggan, kami sampaikan telah terjadi gangguan pada sistem kelistrikan interkoneksi Kalseltengtim pada pukul 10.43 WIT, yang menyebabkan padam di sebagian pelanggan Balikpapan, Samarinda, PPU, Paser, Bontang, Kukar, Kutim dan sekitarnya. Saat ini sedang dalam penanganan secara bertahap dan secepatnya. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” tulis PLN Balikpapan, Selasa (8/8) siang melalui Instagram @plnbalikpapan.

Manager Umum PLN Wilayah Kaltimra, Riza Novianto Gustam pertengahan Mei lalu pernah menjelaskan bahwa sistem listrik di Kalimantan  dilebur menjadi Sistem Khatulistiwa dengan kemampuan 1.560 MW (megawatt).

PLN terus membangun jaringan Sistem Mahakam yang mengaliri listrik dua provinsi (Kaltim dan Kaltara) dengan kekuatan 790 MW (megawatt) dan Sistem Barito di Kalsel dengan kekuatan 670 MW.

Riza memastikan interkoneksi keempat provinsi Kalimantan itu mampu menjamin keandalan pasokan listrik bagi sektor industri maupun rumah tangga. Pertumbuhan regional Kalimantan akan terus meningkat mengejar ketertinggalan dari Jawa.

Sistem Mahakam sendiri saat ini menyimpan surplus daya listrik sebesar 200 MW. Sayang kelebihan daya tidak berarti listrik tak bisa padam. Belakangan PLN menjelaskan, penyebab gangguan listrik kemarin akibat insiden crane konstruksi di Kariangau, Balikpapan, yang menyentuh saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 KV. “Hal ini yang membuat infrastruktur kelistrikan rusak dan berakibat sebagian pelanggan di Kalsel, Kalteng dan Kaltim terdampak,” kata GM PLN Unit Induk Penyaluran dan Pengaturan Beban (UIP3B) Kalimantan Abdul Salam Nganro seperti diberitakan Media Kaltim.

Soal blackout listrik, Ombudsman pernah menyentil PLN dari hasil investigasinya. Tidak melulu penyebabnya karena persoalan teknis dan alam, akan tetapi ada juga unsur human error atau faktor kelalaian dari PLN sendiri.

AIR BERSIH SERET

Ketika listrik padam, sebagian kota di Kalimantan terutama Samarinda dan Balikpapan juga lagi kesulitan air bersih. Jadi lengkaplah masalah yang dihadapi. “Sudah air susah, listrik pada mati lagi, ya lengkaplah penderitaan kita,” kata sejumlah warga di Balikpapan dan Samarinda.

Air bersih susah memang banyak faktor. Terutama bersumber dari air baku yang kurang. Akibat El Nino dan kemarau, curah hujan sangat kurang. Mahakam saja cenderung kering, apalagi Balikpapan yang mengandalkan air hujan yang ditampung di waduk Manggar dan Teritip.

Kepala UPB I Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV, Faturrahman mengakui 4 waduk di wilayah Kaltim cenderung mengalami kekeringan. Selain Manggar dan Teritip, juga Lempake (Benanga) dan Samboja. “Sumber daya tampung air di empat waduk itu berpotensi mengalami kekeringan,” jelasnya.

Pada waktu normal saja, Balikpapan kekurangan air baku sekitar seribu liter per detik. Apalagi di saat sekarang di mana Waduk Manggar mulai menyusut. Karena itu Balikpapan sangat menunggu kiriman air waduk dari Ibu Kota Nusantara (IKN), yang kabarnya sudah hampir rampung. Dari sini Balikpapan  setidaknya akan mendapat suplai sekitar 500 liter per detik.

Tapi air seret di Balikpapan tidak melulu soal air baku. Ada juga karena persoalan pipa distribusi yang sudah tua dan banyak di bawah jalan dan rumah penduduk. Jadi kalau terjadi gangguan atau kebocoran tidak gampang mencari dan memperbaikinya. Apalagi gangguan belakangan ini karena adanya perbaikan jalan dan drainase serta pemasangan pipa gas, yang sangat masif dan kurang awas. “Hampir tiap hari ada pipa yang bocor,” kata seorang petugas.

Sejak era kepemimpinan saya sudah dikaji program  penggantian pipa distribusi. Tapi memerlukan dana yang besar, sehingga perlu perencanaan dan pembahasan yang panjang. Sumber APBD saja pasti tidak cukup, sehingga harus dicari sumber lain melalui investasi pihak ketiga atau pinjaman.

Menurut saya, pada saatnya Balikpapan harus menerapkan juga sistem pengadaan air bersih melalui pemurnian air laut (desalinasi). Tempo hari sudah hampir final rencananya. Sayang sang investor belakangan tersandung berbagai masalah teknis bersama mitranya, sehingga rencana itu sampai sekarang belum bisa diwujudkan.

JALAN RUSAK BIASA

Meski dikenal sebagai daerah kaya, Kaltim masih persoalan dengan jalan. Baik jalan di kabupaten/kota maupun jalan trans yang menghubungkan berbagai wilayah. Kesan jalan di Kaltim yang rusak dibanding jalan di wilayah Kalsel masih  menyeruak.

“Ya jalan rusak di Kaltim itu biasa. Yang luar biasa kalau jalan di Kaltim sudah mulus. Nah, kita akan terus berjuang untuk membuat jalan di daerah kita semuanya mulus,” kata Isran ketika melakukan perjalanan darat ke Bontang, Kutim, dan Berau beberapa pekan lalu.

Isran sempat meninjau kemajuan pembangunan ruas jalan Simpang 4 Kaliorang – Talisayan sepanjang 248 Km dan Talisayan–Tanjung Redeb 151 Km. “Alhamdulillah target jalan mantap mencapai 85,42 persen,” katanya.

Persoalan jalan tidak nyaman dan macet di Balikpapan lain lagi soalnya terutama di sepanjang Jl MT Haryono. Sudah lama warga mengomel dan protes. Rasanya mulai sebelum hari Raya Idulfitri sampai menyambut Hari Kemerdekaan ke-78 bulan Agustus ini. “Bayangkan berbulan-bulan kita tersiksa, padahal itu hari-hari penting,”  gumam seorang warga.

Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui lelang memberikan kepercayaan kepada PT Fahreza Duta Perkasa membenahi jalan sepanjang MT Haryono, yang dikaitkan dengan penanganan masalah banjir di Sungai Ampal (DAS Ampal). Anggarannya sangat jumbo Rp 136 miliar dengan pola multiyears. Program itu dipuji karena besar manfaatnya untuk kelancaran jalan dan penanganan banjir yang belum bisa teratasi selama ini.

PT Fahreza kontraktor dari Jakarta. Reputasinya menurut berbagai sumber memang tidak terlalu menarik. Ada yang datang ke kantornya, terlihat sepi. Tapi dalam lelang PT Fahreza mampu mengalahkan BUMN yang sudah berpengalaman.

Bagaimana dengan kinerjanya di lapangan? Itu yang tampaknya jadi masalah. Karena kesannya ternyata  tidak terlalu lancar. Tercium aroma  yang tidak sedap. Pola pengerjaannya sangat menjengkelkan. Pemangkasan tanjakan di depan Global Sport belum tuntas dan tidak sempurna. Malah membahayakan kendaraan. Tidak ada upaya percepatan. Sehingga berbagai komentar miring berseliweran di dunia maya. Netizen dan Wali Kota terkesan saling menyindir dan beradu argumen. Bahkan sebelumnya ada yang berani pasang spanduk protes dalam ukuran besar.

Pihak DPRD Balikpapan beberapa kali meninjau langsung proyek DAS Ampal di Jl MT Haryono. Mereka melihat dengan mata kepala sendiri ketidaktepatan dalam pelaksanaan proyek tersebut. Tapi proyek dan kontraktor tetap melenggang, meski sempat ada  usulan agar kontraktornya diganti atau diputus.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Balikpapan beberapa waktu lalu, Direktur PT Fahreza

Cahyadi pernah membela diri. Soal lambannya progres tak bisa dibebankan semuanya kepada kontraktor. Ada faktor lain seperti lahan yang belum dibebaskan, kabel dan pipa utilitas yang harus dipindahkan. “Kalau ada pemutusan kerja, kami  mengambil langkah,” tandasnya begitu.

Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) membuat laporan ke KPK terkait pelaksanaan proyek DAS Ampal. “Kami sudah mengirimkan dokumen dan data seperti permintaan KPK,” kata Sekjen MAKI Komaryono kepada kantor berita RMOLjatim, Selasa (1/8).

Ketua  Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Balikpapan Ardiansyah mengatakan, pihaknya juga akan menggugat PT Fahreza baik secara perdata maupun pidana. “Akibat pekerjaan yang mereka lakukan lambat, terjadi kerusakan properti milik warga dan juga merugikan pelaku usaha di sekitar proyek,” katanya seperti diberitakan Nomorsatu.com, Jumat (11/8).

Sementara itu, puluhan warga RT 15 Kelurahan Gunung Samarinda Baru (GSB) menuntut PT Fahreza memperbaiki jalan dan fasilitas di lingkungan RT 15 yang rusak akibat proyek DAS Ampal. “Sebenarnya kami berterima kasih terhadap perbaikan gorong-gorong DAS Ampal. Hanya saja setelah pekerjaan selesai, dampak yang terjadi tidak diperhatikan,” kata seorang warga. Atas inisiatif anggota Dewan Slamet Iman Santoso, PT Fahreza membuat kesepakatan dengan warga.

Wali Kota Rahmad Mas’ud menegaskan dia siap mengambil risiko dalam pelaksanaan proyek DAS Ampal. Dia juga menghormati berbagai laporan sebagai masukan.  “Ya laporkan saja kalau terbukti ‘kan diproses. Kalau tidak terbukti ‘kan yang melaporkan bahaya juga. Biasa aja, itu masukan informasi ini perlu sekalipun kita perkuat pengawasan,” katanya kepada apahabar.com, Rabu (9/8) lalu.

DAS Ampal merupakan salah satu megaproyek andalan Pemerintah Kota Balikpapan saat ini. Sejalan juga dengan komitmen atau janji politik Wali Kota mengurai permasalahan banjir di Kota Minyak. “Permasalahan risiko semua ada risiko, ini yang kami hadapin. Tujuannya untuk kebaikan masyarakat kota Balikpapan,” jelasnya kepada media online tadi.

Beberapa hari lalu saya bertemu seorang warga yang lagi membeli bendera dan umbul-umbul di pinggir Jl Syarifuddin Yoes. “Buat menyambut dan memeriahkan HUT ke-78 Kemerdekaan RI,” katanya. Sambil mengibarkan bendera Merah Putih dia berucap:  “Dirgahayu Negeriku. Mudah-mudahan kita benar-benar merdeka. Merdeka untuk sekolah, merdeka listrik tidak padam, merdeka air bersih bisa lancar dan merdeka jalan tidak macet dan berdebu lagi,” katanya sambil mengepalkan tangan. Sekali lagi,  Merdeka!!! (*)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti