Oleh: ZULKIFLI, M.Pd., C.PHT.
Dosen STITEK & Inisiator Penulis Book Chapter Dosen PAI Kaltim
Setiap akademisi pasti memiliki impian sekaligus harapan untuk menghasilkan karya tulis yang terbaik. Namun kadang-kadang sulit untuk diaktualisasikan. Pada dasarnya menulis bukan persoalan kecerdasan dan bakat semata, namun yang menentukan seseorang untuk mampu menorehkan ide dan gagasannya di atas kertas adalah kesungguhan dan kemampuanya dalam mengoptimalkan waktu dan komitmen untuk terus berlatih. Jadi, siapapun Anda sangat berpotensi untuk menjadi seorang penulis yang baik.
Sebagai seorang akademisi, nampaknya tidak ada pilihan untuk tidak beriktiar dalam menghasilkan karya tulis. Sepertinya sulit dibayangkan jika seorang dosen enggan bahkan memiliki alasan tidak ada waktu dan kesempatan untuk menuangkan ide dan gagasannya di atas kertas, meskipun sesederhana mungkin karya yang akan dihasilkan.
Sebagai seorang akademisi tentu harus berkomitmen untuk dapat melaksanakan kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi, berbasis luaran (outcomes). Pada prinsipnya jika seorang dosen ingin lebih produktif, maka tidak cukup sekedar memenuhi tagihan administrasi (syarat jabatan fungsional dosen), tetapi harus diniatkan untuk lebih banyak manfaatnya. Salah satu indikator kebermaanfaatan karya yang dihasilkan oleh dosen adalah dibaca dan disitasi oleh mahasiswa atau pun sesama akademisi.
Hasil kolaborasi yang telah kami lakukan sebagai upaya dalam mengasah dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh teman-teman dosen, khususnya dosen PAI Kaltim. “InsyaAllah upaya yang dilakukan oleh sejumlah dosen PAI di Kaltim, tidak hanya mendatangkan manfaat secara personal, akan tetapi juga berimplikasi postif terhadap lembaga atau institusi masing-masing”.
Seyogyanya, kolaborasi menulis dapat dijadikan sebagai salah satu budaya akademik sehingga perlu untuk terus ditingkatkan sebagai bagian dari rekognisi kelembagaan, khususnya di tingkat nasional dan Asia Tenggara.
Sesuai dengan judul buku yang telah ditulis oleh beberapa dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) di beberapa perguruan tinggi di Kalimantan Timur, berharap dapat dijadikan sebagai salah satu buku referensi pengajaran PAI di lembaga pendidikan dasar hingga dijenjang pendidikan tinggi, khususnya di Kalimantan Timur. Sekaligus sebagai motivasi bagi rekan-rekan dosen lainnya untuk terus berkarya sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Menurut hemat kami, aktivitas menulis bukan persoalan kecerdasan dan kemampuan akademik semata, namun yang terpenting adalah kemampuan seorang dosen untuk mengoptimalkan waktu dan kesempatan yanga ada.
Ditahun 2023, semoga kami lebih produktif dalam menghasilkan karya terbaik, bahkan kami berharap mahasiswa dapat ikut berkolaborasi dengan dosen melalui lintas perguruan tinggi. Insyaallah impian harus terus diukir dan potensi diri harus dapat dikembangkan. (***)