SAMARINDA – Kegiatan Seminar Internasional dengan tajuk Coconut for Conservation Conference yang diinisiasi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani Samarinda) direncanakan akan dihadiri oleh Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH., M.Si., MH.
Koordinator Acara Kegiatan Coconut Conservation Conference Dr Andi Lisnawati menginformasikan pihaknya telah mengundang Menteri Pertanian Republik Indonesia bisa hadir dalam pembukaan acara yang akan dilangsungkan tanggal 28 Juni 2022 mendatang di Balikapapan, Kalimantan Timur. “Kami sedang me-lobby Pak Menteri agar bisa hadir” ungkap Lisna.
Lisna juga menginformasikan bahwa sejumlah perwakilan kabupaten di tanah air telah melakukan registrasi ke panitia untuk mengikuti kegiatan yang akan dilangsungkan di Hotel Novotel dan Titik Nol IKN ini.
Kabupaten yang memastikan diri hadir tersebut diantaranya Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Meranti – Riau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Balikpapan, Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Sangihe.
“Pak Bupati Gorontalo dan Bupati Aceh Tamiang malah sudah minta dibuka kan hotel ke panitia untuk tempat menginap beliau dan tim” ujar Lisna yang juga Kepala UPT Humas Politani Samarinda ini.
Nara sumber dari India ujar Lisna juga telah memastikan diri untuk hadir. Pihaknya bahkan diberikan informasi waktu kedatangan pesawat yang telah di pesan oleh peserta dari India ini. Selain itu, Lisna juga menginformasikan bahwa sejumlah mahasiswa juga cukup banyak mendaftar dalam seminar internasional yang diupayakan untuk mengembalikan komoditas kelapa ke dunia perdagangan internasional ini.
Antusias dari para mahasiswa ini ujar Lisna sangat menggembirakan pihaknya. Hal ini ujar Lisna merupakan tanda bahwa komoditas kelapa mulai mendapat tempat di kalangan generasi muda.
Dalam keterangannya Lisna juga menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan bisa melahirkan rumusan bahwa kelapa adalah salah satu kekayaan plasma nutfah nusantara. Patut hadir di IKN sebagai ikon dari nusantara.
Selain itu kegiatan ini bisa mendorong hadirnya jurusan atau program studi khusus kelapa di perguruan tinggi di Indonesia. Sebab hingga saat ini belum ada satupun perguruan tinggi di Indonesia memiliki program studi atau jurusan khusus kelapa.
Padahal kelapa adalah salah satu tanaman khas nusantara. Sementara program studi kopi telah ada di Indonesia dan dianggap sebagai program studi kekinian. (bz)