“Masa depan Anda, sangat tergantung dengan apa yang Anda lihat, apa yang Anda baca, dengan siapa Anda bergaul, dan seberapa besar Anda mampu memanfaatkan waktu”
Berbekal pedoman hidup seperti itu, akhirnya Zulkifli Yusuf berhasil menggapai cita-citanya. Di kalangan warga Kota Taman dan sekitarnya, Zulkifli Yusuf dikenal sebagai seorang motivator, mubalig, praktisi pendidikan, dan penulis.
Semua itu diperoleh pria kelahiran 3 Rajab 1405 H atau 2 April 1984, dengan penuh perjuangan. Masih terbayang jelas dalam ingatan Zulkili, bagaimana dia berjuang keras agar secepatnya meraih gelar sarjana dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), atau sekarang IAIN Samarinda.
Untuk menghemat biaya, dia memilih tinggal di musala kampus. Mi cepat saji jadi makanan pokok yang seringkali disantapnya dua kali dalam sehari. Jika harus pulang ke kos, pria yang kini anggota Badan Koordinasi Dakwah Islam Bontang (BKDIB) ini, memilih jalan kaki saat kuliah.
Dia juga pantang mengeluarkan uang jajan bila ada buku yang harus dibeli. Saking seringnya menabung muncul ide untuk menjadi penulis. Pikirnya, dengan menjadi penulis dia tak perlu lagi mengeluarkan uang, tapi justru mendapat uang dari hasil menulis. Dengan segala ketekunan dan usaha yang tak pernah putus, impian itu berhasil diwujudkan.
Semenjak 2018, tak kurang 11 judul buku sudah diterbitkan penerbit nasional maupun Kaltim. Seperti “Menggugah Semangat Generasi Milenial” terbitan Pustaka Horizon, yang ditulis berdasar kisah inspirasi Bunda Neni Moerniaeni (kini Wali Kota Bontang).
Zulkifli juga merupakan tokoh sentral dibalik terbitnya buku “Meneguhkan Mentalitas Generasi Muda” yang mengisahkan perjalanan hidup Basri Rase. Selain kisah inspiratif, Zulkifli juga menulis buku pendidikan yakni Pendidikan Agama Islam “Memadukan Intelektuliatas dan Moralitas,” serta banyak lagi.
Walau sudah menulis belasan buku, Zulkifli mengaku tidak pernah menjalani pendidikan khusus untuk menjadi seorang penulis. Ide dan kreativitasnya bisa tertuang dalam bentuk tulisan, berkat kesabaran, kesungguhan dan keyakinan bahwa dia mampu menulis. Karena kegemaran membaca dan menulis pula, studi Zulkifli dijalani lebih cepat dibanding mahasiswa umumnya.
Kuliahnya di STAIN dijalani hanya selama 3 tahun 7 bulan dengan menyabet predikat penghargaan mahasiswa lulus tercepat di tahun 2007. Tahun 2018, dia kembali menjadi mahasiswa STAIN/IAIN Samarinda, kali ini mengambil magister di jurusan pendidikan Agama Islam.
Lagi-lagi gelar mahasiswa lulus tercepat direbut Zulkifli, setelah berhasil menghabiskan masa studi hanya 1,5 tahun. Tak cukup disitu, predikat summa cum laude diperolehnya karena meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4.00.
Dua pencapaian tersebut tak menghilangkan dahaga menuntut ilmu di dalam diri Zulkifli. Pria ramah ini mengatakan ingin melanjutkan pendidikan doktoral (S3), untuk kemudian menjadi profesor!
Sejak kecil Zulkifli sudah akrab dengan dunia dakwah, dan dikenal mudah bergaul dengan siapa saja. Saat SMP, dia mulai dipercaya berkhutbah (ceramah) di lingkungan tempat tinggalnya. Tak heran, cita-cita yang ingin diwujudkan Zulkifli adalah sebagai seorang guru sekaligus ustaz. Impian lain, menjadi peneliti dan penulis profesional sekaligus sebagai aktivis dakwah dan pemerhati pendidikan.
Jiwa mendidik Zulkifli sudah muncul sejak tahun 1998 silam. Kala itu dia memutuskan keluar dari Bontang untuk belajar sekaligus mencari pengalaman dari orang-orang sukses mulai dari aktivis, pejabat, sampai ulama. Setahun berselang (1999), dia memutuskan kembali dan menetap di Kota Taman.
Dari tahun 2005 sampai 2018, mengajar di berbagai jenjang pendidikan Islam dari tingkat dasar, TK Al-Qur’an, SDIT, SMP/MTS hingga tingkat SLTA/SMK pernah dijalani. Sampai akhirnya kini dia menjadi dosen di berbagai perguruan tinggi di Bontang, salah satunya Universitas Terbuka (Pokjar Bontang).
Zulkifli juga kerap rajin berdakwah ke pelosok desa di wilayah Bontang, Kutai Timur, Samarinda, dan Kutai Kartanegara. Dia juga tercatat aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan, salah satunya pengurus Majelis Ulama Indonesia (Bontang) serta Badan Koordinasi Dakwah Islam Bontang (BKDIB).
Di tahun 2012, Zulkifli melepas masa lajang dengan menikahi pujaan hatinya Anna Marissa. Dari perkawinan tersebut, keduanya kini dikaruniai dua orang putri Neissya Maulida dan Nizwa Carissa. (yusril ihza mahendra/red2)