Muhammad Rafsanjani atau sering dipanggil Rafsan merupakan salah satu kandidat calon Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) pada Kongres XX di Balikpapan. Pria kelahiran Garut, Jawa Barat pada 30 Maret 1992 ini, merupakan putra pasangan Dr KH Cecep Alba MA dan Hj Rd Mimin Nurganiah Maulani S Ag.
Lulusan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sekarang sedang menempuh pendidikan paska-sarjana pada konsentrasi politik dan hubungan internasional, sekolah kajian strategik dan global, Universitas Indonesia. Selain sebagai mahasiswa dan aktivis, Rafsan juga tercatat sebagai Tim Kaderisasi Nasional PB PMII periode 2017-2020.
Sebelumnya, dia merupakan Ketua PC PMII Ciputat masa khidmah 2015-2016. Selain aktif di organisasi, Rafsan giat memenuhi dahaga intelektualnya dengan aktif di forum kajian. Salah satunya di forum kajian tertua Ciputat (sebagian orang menyebut tertua di Indonesia) yang hingga saat ini masih “hidup”, yakni Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci).
Pria yang sangat gemar membaca buku politik, filsafat, sejarah, agama, hingga psikologi ini, sangat terinspirasi oleh sosok KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Orang-orang di sekitarnya bahkan menyebutnya sebagai murid ideologis Gus Dur.
Selama kepemimpinannya banyak prestasi yang telah berhasil diraih. Salah satunya adalah memenangkan PMII dalam kontestasi organisasi mahasiswa intra kampus. Lewat tangan dingin Rafsan, berhasil memenangkan PMII dalam Pemilu Raya (Pemira) Dewan Eksekutif Mahasiswa (tingkat universitas) di UNI Syarif Hidayatullah Jakarta. Keberhasilan itu merupakan prestasi yang telah sekian lama warga pergerakan nantikan.
Di zaman kepemimpinan Rafsan pula, berhasil digelar dua kali kaderisasi formal Pelatihan Kader Langsung (PKL) dengan total jumlah alumni 60 orang.
Sebagai seorang pemuda, Rafsan termasuk individu yang memiliki kelimpahan energi untuk selalu melakukan gerak perubahan.
Tentunya hal ini didasarkan pada pandangan optimisnya atas anak muda, bahwa begitu banyak harapan yang dititipkan sejarah kepada seluruh anak muda Indonesia. Menurutnya, anak muda merupakan kunci dari suksesi Indonesia di masa depan.
Namun, begitu banyak permasalahan yang menjangkit anak muda hari ini. Rafsan melihat bahwa terdapat batasan pada tiap gerak yang dilakukan para anak muda hanya karena merasa bukan siapa-siapa.
Hal ini lah yang menurut Rafsan, menjadi awal dari adanya anggapan mengenai gerak anak muda yang tidak lagi dianggap istimewa; dan persoalan ini harus segera dijawab karena tepat berkaitan dengan arah masa depan bangsa Indonesia.
Rafsan yang menjatuhkan diri pada isu-isu kepemudaan juga memahami bahwa menjadi muda adalah keunggulan. Rafsan percaya, banyak anak muda yang kelak menjadi penggerak peradaban, pencipta gagasan, dan juga perancang masa depan.
Hanya jika anak muda mau berhenti berdiam diri: sebab perubahan tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Dengan semangat daya juang kolektif, serta harapan atas kolaborasi dari para anak muda, Muhammad Rafsanjani menumpahkannya menjadi butir-butir naskah dengan judul Bersama Menggerakan Indonesia— yang kemudian menjadi pakem dari seorang Rafsanjani.
Kini Bersama Menggerakan Indonesia menjadi naskah gagasan Muhammad Rafsanjani dalam pencalonannya sebagai Calon Ketua Umum PB PMII masa khidmah 2020-2022, sebuah ajakan Rafsan kepada seluruh anak muda dan seluruh kader PMII di Indonesia agar bersama-sama, bertekad, menjadi generasi penggerak Indonesia.
Rafsan percaya bahwa ini adalah era kita semua, era di mana kita mampu bersama-sama mengerakan Indonesia. (gs)