Dada Rosna Vidia Islamika bergemuruh kencang. Sudah berulang kali, perempuan 22 tahun itu mencubit telapak tangan kirinya. Sakit terasa. Itu berarti, bukan mimpi ketika namanya dipanggil. Ia pun maju ke hadapan Rektor Universitas Mulawarman Prof Masjaya yang segera memindahkan tali toganya. Resmi sudah Rosna menyandang gelar sarjana ekonomi.
Rosna hadir dalam Wisuda Unmul Gelombang I 2021 pada Sabtu (27/3/2021),. Ia mewakili 1.706 mahasiswa yang diwisuda daring. Alumnus Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, tersebut, memang luar biasa. Masa studinya hanya tiga tahun tiga bulan. Tidak lebih delapan semester waktu normal. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Rosna nyaris sempurna yaitu 3,95. Ia pun lulus dengan predikat pujian atau cum laude sekaligus lulusan terbaik S-1 Unmul angkatan 2017.
“Mudah-mudahan setelah lulus, berguna untuk bangsa dan negara, ya,” pesan Masjaya kepadanya dalam wisuda tersebut.
Rosna adalah pemudi yang tinggal di Jalan KH Usman Ibrahim, Kelurahan Pelita, Samarinda Ilir. Ia gemar membaca buku sejak kecil. Meskipun memilih jurusan manajemen, Rosna amat menyukai pustaka tentang biologi. Sebagian besar waktu luangnya dihabiskan buat membalik halaman demi halaman buku.
“Waktu kecil, saya disuruh di rumah saja jadi terbiasa tidak keluar rumah. Larinya, ya, membaca buku,” kata Rosna kepada reporter kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com, Minggu (28/3/2021).
Rosna berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang penjual jok motor. Ibunya sibuk mengurus rumah. Setelah lulus SMP, Rosna sebenarnya ingin masuk SMA. Kondisi ekonomi mengharuskan dia belajar di SMK. Masalahnya, ia diterima di SMA yang jauh dari rumah. Orangtuanya tidak bisa mengantarnya setiap hari ke sana.
Keinginan masuk SMA sejatinya karena Rosna bercita-cita bisa kuliah. Akan tetapi, ia sadar keadaan orangtua. Ketiga kakaknya pun tidak ada yang kuliah. Semua saudaranya bekerja setelah lulus SMK. Makanya, Rosna mulai menabung sejak SD supaya bisa kuliah. Ia mengaku, uang yang dikumpulkan sudah Rp 30 juta waktu lulus SMK pada 2017. Simpanan itulah yang ia gunakan buat membayar uang kuliah dan keperluan di kampus.
“Semuanya habis di semester tiga,” terangnya. Setelah semester tiga, Rosna berusaha tidak meminta uang kepada orangtua. Caranya dengan berburu beasiswa. Hampir semua peluang beasiswa ia coba.
“Uang kuliah saya Rp 1,5 juta per semester. Waktu itu sudah semester empat dan saya mengajukan beasiswa Kaltim Tuntas. Alhamdulillah, aman sampai semester akhir,” sambungnya.
Sadar bahwa kuliahnya dibiayai negara, Rosna lekas menyelesaikan pendidikan. Pada tahun ketiga, persisnya semester enam, ia sudah mengajukan seminar proposal. Adapun seminar hasil dan sidang tugas akhir tuntas pada semester tujuh. Bungsu dari empat bersaudara ini akhirnya menjadi sarjana satu-satunya di dalam keluarga.
“Menurut saya, jangan terdesak mengerjakan skripsi sampai-sampai tidak makan dan minum. Skripsimu tidak akan selesai hari itu. Yang penting konsisten,” saran Rosna ketika ditanya kiat-kiat menyelesaikan tugas akhir.
Rosna bukan hanya kutu buku yang berkutat dengan pelajaran kampus. Ia seorang atlet Combination Bridge, permainan 52 kartu dengan empat pemain. Berawal dari ekstrakurikuler sekolah, Rosna menekuni cabang olahraga tersebut sejak kecil. Ia tak pernah lupa sebuah kejadian lucu. Pada suatu malam, Rosna bersama lima temannya sedang berlatih kombinasi kartu. Tiba-tiba mereka digerebek penegak hukum yang sedang razia. Mereka dikira sedang main judi.
“Akhirnya, kami ditunggu sampai selesai latihan. Benar-benar ditunggu sampai mereka percaya kami sedang latihan,” kenang Rosna seraya terkekeh.
Pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IV Kaltim 2013, Rosna meraih medali emas di kategori Bridge Pasangan Mix. Rosna juga menggondol medali perunggu kategori tim putri. Ia menerima bonus yang segera ditabungnya buat kuliah. “Buat menambah tabungan yang Rp 30 juta tadi,” jelasnya.
Rosna kini masih aktif bermain bridge meskipun tidak sesering dulu. Anggota Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) ini telah bekerja di sebuah BUMN di bidang farmasi. Rosna mengaku, ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang magister. Dosennya mendorong agar dia menjadi tenaga pendidik. Rosna memilih menunggu dan memupuk pengalaman sembari membantu keuangan keluarga. Selamat atas wisuda dan insipirasinya, Rosna Vidia Islamika SE. (kk)