spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Mengantarkan Pasien Patah Tulang Punggung dari Samarinda ke Kedung Mulyo Tuban

PERJALANAN panjang membantu memulangkan Poniran, pasien patah tulang punggung akibat jatuh dari ketinggian 8 meter saat kuli bangunan menjadi buruh lepas di desa Dempar kecamatan Nyuatan Kabupaten Kutai Barat 15 Juni 2022 lalu, yang hidup dalam kondisi keterbatasan ekonomi.

Poniran yang sempat dirawat di RS Harapan Insan Sendawar selama 3 hari kemudian dirujuk ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda hingga dipulangkan pada tanggal 19 Juli 2022, atas bantuan Ketua Adat besar di Kutai Barat akhirnya kembali di bawa ke Simpang Raya Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat, karena sudah puluhan tahun menetap di sana dengan rumah pinjaman.

Muhi, istri poniran menuturkan, suaminya merantau ke Kutai Barat sejak masih bujangan. Setelah menikah, Muhi Matur Rohmah mengikuti suami merantau ke Kutai Barat dari Tuban, sambil mengenang awal pertemuan saat bertemu dengan Poniran ketika bertandang ke rumah pamannya, yang akhirnya jejaka asal Jember tersebut mempersunting Muhi yang asal Kedung Asri, Kedung Mulyo, Bangilan, kebupaten Tuban.

“Saat kami diantar menggunakan ambulans sepulang dirawat selama satu bulan di RSUD AWS pikiran kami hanya bagaimana agar bisa pulang ke Jawa, karena untuk bertahan di Kutai Barat tidak ada penghasilan lagi. Ditambah suami sakit harus dijaga terus, anak masih kecil, perlu sekolah. Selama ini suami yang bekerja, alhamdulillah hanya cukup untuk makan hari-hari,” papar Muhi (33).

“Nah saat perjalanan itulah kami dapat informasi dari ambulans yang mengantarkan kami ke Kubar, bahwa ada ambulans PWI Kaltim Peduli yang bisa membantu mengantarkan kami hingga kampung halaman. Kami diberi kontaknya dan alhamdulillah bisa terhubung,” ujarnya.

Unit ambulans PWI Kaltim peduli saat parkir di dek 5, bersama dengan truk.

Munanto, koordinator ambulans PWI Kaltim Peduli mengatakan pihak PWI Kaltim peduli intinya ingin membantu siapa saja yang memang benar-benar membutuhkan bantuan, terutama pengangkutan menggunakan mobil ambulans.

“Kami hanya memiliki fasilitas mobil ambulans saja, jika penjemputan dan pengantaran dalam kota Samarinda masih bisa kami upayakan gratis, namun jika ke luar kota kami harus mencari dulu dukungan dana operasional untuk BBM, perawatan kendaraan, dan kru ambulans. Saat menerima permohonan pengantaran ke Tuban, 6 Agustus 2022 lalu, karena menderita patah tulang punggung lewat pengajuan permohonan tertulis dikirim lewat WhatsApp ke kami untuk segera di proses, ” jelas Munanto yang juga anggota Dewan Kehormatan PWI Kaltim.

Setelah menerima surat permohonan pengantaran tersebut Munanto berkoordinasi dengan induk organisasi PWI Kaltim melalui wakil ketua Bidang Kesejahteraan, Achmad Sahab dan Seksi yang membawahi PWI Peduli, Rudi intinya bisa ditindaklanjuti untuk diupayakan dibantu.

“Berbagai peluang kami jalankan, lewat jalur Baznas Provinsi Kaltim sesuai arahan pak Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, ke para donatur yang kami anggap peduli, dan ke Kementerian Sosial melalui jalur Direktorat Lansia Kemensos RI,” jelas Munanto.
Dari sekian jalur yang cepat merespon Jalur Kementerian Sosial (Kemensos) RI. “Saat itu kami dihubungi ibu Badriah, Kepala Sentra Budi Luhur di Banjarbaru yang mengkonfirmasi adanya permohonan pemulangan warga miskin ke kampung halaman karena sakit,” papar Munanto.

BACA JUGA :  BPK Apresiasi Kaltim Peroleh 8 WTP, Makmur: Laporan Hasil Pemeriksaan Sesuai Permendagri
Sesaat menunggu masuk lambung kapal di dermaga Semayang Balikpapan.

Sentra Budi Luhur Banjarbaru adalah lembaga dibawah Kemensos yang bertugas mengurusi warga terlantar, diijelaskan Munanto bahwa proses pun berlanjut. “Dari Sentra Budi Luhur juga ada verifikasi, ada tim pendamping yang mendatangi dimana pasien berdomisili, dan ada yang mengecek juga ke daerah asal korban apakah benar ini warga tidak mampu. Setelah diverifikasi memang keluarga Poniran ini benar termasuk yang bisa dibantu dipulangkan,” jelas Munanto.

Proses pun berlanjut dan akhirnya, namun sebelum diberangkatkan Poniran harus menjalani kontrol ke RS Harapan Insan Sendawar (HIS) untuk mendapatkan rujukan kontrol ke RSUD AWS. Setelah keluarga Poniran siap diberangkatkan, diantar Beriansyah, pendamping sosial di Kutai Barat dan Mahulu menggunakan ambulans pinjaman milik tokoh masyarakat di Barong Tongkok untuk mengantarkan keluarga Poniran dari Simpang Raya ke Melak.

“Saya meminjam ambulans ini sejak satu hari sebelum dibawa, 19 Agustus kami sudah pinjam, karena kalau tidak begitu ambulans dipakai orang lain kami tidak bisa memakainya. Dan 20 Agustus kami antar keluarga Poniran sore sekitar jam 15.00 ke Kapal yang akan membawanya milir ke Samarinda,” ujar Beriansyah.

Perjalanan pelayaran sungai dari Melak hingga Samarinda ditempuh dalam waktu 15 jam, dan akhirnya sekitar pukul 10 Wita, Ahad, 21 Agustus 2022 keluarga Poniran dengan Kapal Taxi Putra Mahakam Indah tiba di Pelabuhan Sungai Kunjang.

Relawan ambulans PWI Kaltim Peduli, Usamah Bima Shafa dibantu portir pelabuhan, mengangkat Poniran menggunakan scoop Schecher pinjaman dari unit Mujadi driver ambulans RKM Gunung Kelua dari kapal ke unit ambulans PWI Kaltim peduli yang telah siap di dermaga pelabuhan Sungai Kunjang.

Dari pelabuhan Sungai Kunjang Samarinda Poniran dan keluarga diantarkan ke rumah milik Arif Kurniawan, seorang penguasa bengkel las Berkah Jaya Las di jalan M. Said Gang 4 Lok Bahu Samarinda yang siap menampung sementara sebelum diberangkatkan ke Tuban, karena masih harus menjalani proses cek up kembali ke Instalasi Rawat jalan RSUD AWS sesuai rujukan dari RS HIS ke dokter Yaseer Ridwan, spot.

Selasa, 23 Agustus jadwal dokter Yaseer Ridwan praktek di Poli Instansi rawat jalan RSUD AWS, namun hasilnya mengecewakan karena harus operasi dan datang kembali tanggal 30 Agustus dengan sebelumnya harus mengurus rujukan terlebih dahulu ke puskesmas Segiri.

BACA JUGA :  Tahun 2024, Kaltim Jadi Tuan Rumah Jambore Inovasi Nusantara Tingkat Nasional

“Kalau suami saya di operasi harus berapa lama lagi kami disini, bagaimana dengan anak saya, siapa yang jaga karena tidak dibolehkan dibawa ke rumah sakit,” keluh Muhi, begitu keluar dari ruang dokternya.

Keluhan tidak mendapat jawaban menggembirakan, saat dikonfirmasi kembali ke perawat di ruang poli bedah ortopedi, perawat hanya minta kembali tanggal 30 Agustus, tanpa diberi obat sama sekali, tanpa alasan yang bisa diterima.

Upaya PWI Kaltim peduli pun mencari tahu praktek dimana dokter Yaseer selain di poli rawat jalan RSUD Aws, paska diberi tahu kondisi pasien Poniran yang menyebut-nyebut ibunya. Dan Alhamdulillah esok harinya 24 Agustus dr Yaseer ada praktek di poli eksekutif Sakura. Maka mendaftarlah di Poli tersebut dengan biaya Rp260.000.

“Kita tempuh lewat jalur poli eksekutif Sakura walau bayar agar bisa konsultasi dengan dokter Yaseer, karena pasien ini memanggil-manggil ibunya terus, dan yang diperlukan surat laik berlayar agar bisa cepat pulang dan ditangani pengobatan di kampung halamannya,” kata Munanto penanggung jawab ambulans PWI Kaltim peduli yang mendampingi pasien.

Jadwal praktek dokter sekitar jam 13.00, akhirnya dipanggil masuk. Setelah konsultasi, diberikanlah surat laik berlayar karena kondisi pasien sangat memungkinkan untuk berlayar, selain itu juga diberi obat dan vitamin serta surat rujukan untuk pengobatan lanjutan di daerah asal pasien.

“Beda banget ya pelayanan di Poli menggunakan BPJS dan Poli eksekutif Sakura. Kalau di Poli rawat jalan menggunakan BPJS perawatnya ketus-ketus, tapi kalau di Poli eksekutif Sakura perawatnya ramah-ramah,” ucap Muhi seusai keluar dari ruang pemerintah dokter Yaseer.

Keluar dari ruang dokter sekitar pukul 14.00, langsung saja Munanto berkoordinasi dengan Saleh kepala Cabang PT Dharma Lautan Utama (DLU) Balikpapan untuk memastikan bisa diberangkatkan menggunakan kapal ferry lintasan Balikpapan-Surabaya. Namun karena waktunya mepet, kapal diberangkatkan pada jam 16.00 sehingga tidak memungkinkan ikut pelayaran KMP Dharma Rucita VII pada hari itu juga, akhirnya pemberangkatan di undur ke hari Jumat, 26 Agustus 2022 dengan KMP Dharma Ferry VII.

Pemberangkatan pemulangan pasien Poniran dan keluarga pun mendapat support dari Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Kaltim, dan Eko Sujarwadi, Ketua Ikatan Alumni Geologi Universitas Veteran Jogjakarta Di Kaltim, dan Rohani warga perantau dari Pemalang.

PEMBERANGKATAN
Dijelaskan Munanto, sebelum melintas antar pulau kendaraan harus mengantongi surat jalan dari kepolisian, dan kami pun mengurus surat jalan ke Mapolres Samarinda, dibantu Kapolres Samarinda Kombes Pol Ary Fadli melalui Kasat Lantas polresta Samarinda Kompol Creato Sonitehe Gulo, surat jalan untuk ambulans PWI Kaltim peduli pun keluar. “Tidak sampai 10 menit alhamdulillah surat jalan sudah kami dapatkan,” ucap Munanto.

BACA JUGA :  Berprestasi, 11 Personel Polres Bontang Terima Penghargaan

Persiapan membawa pasien Poniran menggunakan mobil jenis apv yang satu hari sebelumnya telah di service dan ganti oli di bengkel mobil Indotec Samarinda, persiapan perjalanan jauh.

Ba’da jum’atan, 26 Agustus 2022, ambulans PWI Kaltim peduli dikemudikan Munanto dibantu Irawan Teguh Widyatama (tenaga medis), jemput pasien dan keluarga di rumah singgah sementara di Lok Bahu.

Setelah semuanya siap perjalanan dilanjutkan ke kantor PWI Kaltim yang terletak di Jalan Biola Prevab Samarinda untuk pengurus PWI Provinsi Kaltim secara simbolis melepas keberangkatan pemulangan keluarga Poniran.

Dilepas oleh Wiwied Marhaendra Wijaya, Sekretaris PWI Kaltim dan dilanjutkan perjalanan ke Rumah Sakit Atma Husada untuk mengambil tabung oksigen sebagai persiapan di perjalanan sewaktu-waktu diperlukan.

Perjalanan melalui jalur Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) ditempuh sekitar 2 jam dan berhenti di masjid Nurul Aman Jalan Soekarno-Hatta Balikpapan untuk sholat maghrib dan membeli perbekalan untuk di kapal. Dan tepat pukul 20.00 tiba di Pelabuhan Semayang, melalui pintu satu masuk ke dalam Dermaga dimana sudah berjejer mobil mengantri untuk masuk ke lambung KMP Dharma Ferry VII.

“Terus terang ini perjalanan pertama kali menggunakan ambulans dengan kapal Ferry dari Balikpapan ke Surabaya, sehingga kami masih meraba-raba lewat mana. Sampai 3 kali tanya baru tahu lewat pintu satu masuk ke dalam dermaga pelabuhan,” ucap Munanto.

PROSES EMBARKASI
Setelah melapor ke petugas yang ada di dermaga, proses check in pun cukup scan barcode di lembar pdf tiket yang dikirim Kepala Cabang DLU Balikpapan melalu pesan whatsapp dilakukan di depan ambulans.

Petugas kesehatan kapal pun mendatangi unit ambulans memeriksa kondisi pasien dan berkomunikasi dengan pasien dan keluarga, dimana harus mengisi form surat pernyataan yang telah disiapkan pihak DLU. Irawan pendamping medis dari PWI Kaltim peduli pun menyerahkan copy surat keterangan dokter laik berlayar yang dikeluarkan dokter Yaseer Ridwan dari Poli eksekutif Sakura RSUD AWS beserta foto identitas pasien dan keluarga.

Tak lama setelah pemeriksaan tersebut, unit ambulans PWI Kaltim Peduli pun masuk ke lambung KMP Dharma Ferry VII di dek 5 untuk menurunkan pasien dan keluarga yang sebelumnya sudah mendapat tempat di kelas VIP 104 dan Kelas 1 kamar 208.

Tepat pukul 24.00 KMP Dharma Ferry VII yang memiliki kapasitas muat 130 truk besar, 45 truk sedang yang berada di dek 4 dan dek 5, dan sekitar 300 kendaraan roda 4 ada di dek 3, 2, 1 dibawah komando Kapten Agi Seno, M.Mar lepas tali dari pelabuhan Semayang Balikpapan. (mun)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
Html code here! Replace this with any non empty raw html code and that's it.