SAMARINDA – Gedung-gedung terus bermunculan di Universitas Mulawarman, Samarinda. Pembangunan infrastruktur yang merupakan fasilitas pendidikan berteknologi modern tersebut bahkan sudah hampir selesai. Sebentar lagi, Unmul akan memiliki fasilitas yang setara dengan berbagai perguruan tinggi ternama di Pulau Jawa.
Seluruh biaya pembangunan gedung kuliah, pusat komputer, hingga laboratorium terintegrasi, berasal dari hibah Islamic Development Bank (IDB), Jeddah, Arab Saudi. Unmul adalah satu dari empat perguruan tinggi di Indonesia yang menerima hibah tersebut sejak 2018. Bantuan berbentuk pinjaman sebesar Rp 694 miliar tersebut dipakai Unmul ini untuk dua jenis kegiatan. Yang pertama adalah hard program yaitu pembangunan enam gedung. Jenis kegiatan kedua adalah soft program yang berbentuk hibah untuk riset dan pengembangan kurikulum.
Enam Proyek Infrastruktur
Dari hard program, ada enam bangunan yang sedang didirikan. Progres pembangunan empat di antaranya sudah di atas 80 persen saat ini. Gedung pertama adalah Pusat Pembelajaran Sains (Science Learning Center) dengan luas 3.500 meter persegi. Menurut rancangannya, lantai pertama pusat pembelajaran sains terdiri dari laboratorium biologi dasar, vivarium, ruang penyimpanan spesimen hewan, dan toilet. Di lantai dua, terdapat laboratorium fisika dasar, laboratorium kimia, ruang penelitian, ruang dosen, ruang persiapan, gudang, dan toilet.
Adapun perpustakaan, ruang staf, musala, dan toilet, mengambil tempat di lantai tiga. Sementara itu, lantai empat terdiri dari convention hall serta ruang belajar IPA yakni fisika, biologi, dan kimia. Progres pembangunannya mencapai 96,19 persen alias nyaris kelar.
Gedung yang kedua adalah laboratorium terintegrasi. Laboratorium lima lantai ini bisa dipakai lintas fakultas. Bangunan memiliki luas 4.000 meter persegi yang dilengkapi lift. Lantai pertama dirancang untuk area parkir dan bongkar muat. Lantai dua adalah laboratorium, gudang, dan toilet. Sementara di lantai tiga, dipakai untuk penelitian sains tingkat lanjut, ruang teater penelitian, dan ruang kuliah lingkungan. Lantai empat terdiri dari laboratorium penelitian kehutanan dan laboratorium instrumentasi. Sementara itu, lantai paling atas digunakan sebagai laboratorium pertanian dan teknik. Progres pembangunannya sudah 82,52 persen.
Selanjutnya, gedung ketiga, adalah laboratorium kesehatan masyarakat. Luasnya 4.000 meter persegi dengan empat lantai. Laboratorium ini akan mendukung perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Di lantai pertama, ada laboratorium epidemiologi, gudang peralatan, tempat bongkar-muat, ruang asisten laboratorium, dan tempat penyimpanan sementara. Lantai kedua dirancang untuk mendukung laboratorium kesehatan dan nutrisi lingkungan. Di lantai tiga, ada ruang promosi kesehatan dan keselamatan kerja. Lantai empat untuk ruang pertemuan, ruang belajar, dan perpustakaan.
Laboratorium kesehatan masyarakat berdiri di kawasan rawa. Strukturnya pun mengadopsi gaya bangunan panggung lokal. Dengan jenis konstruksi ini, laboratorium akan memiliki kolam di kolongnya. Kolam tersebut berfungsi sebagai daerah tangkapan air untuk mengurangi risiko banjir. Sementara itu, penampungan air limbah lahan basah di dekat gedung bisa dipakai untuk praktik lapangan di bidang perikanan. Sudah 79,03 persen progres pembangunan laboratorium tersebut.
Bangunan keempat yang didirikan lewat dana hibah IDB adalah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT). Di sinilah nantinya akan “bermukim” superkomputer atau komputer berkecepatan super-tinggi. Luas gedung tersebut 3.500 meter persegi dengan empat lantai. Setiap lantai memiliki luas 700 meter persegi. Bangunan yang dilengkapi tangga dan lift ini terdiri dari empat ruangan kelompok. Progresnya sekarang 94,95 persen.
Pembangunan gedung Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi adalah yang kelima. Luas gedung fakultas 3.500 meter persegi terdiri dari dua lantai. Untuk lantai pertama, terdiri dari ruang administrasi seperti ruang dekan, ruang kepala program, ruang pertemuan, dan layanan siswa. Lantai dua adalah ruang kuliah, musala, ruang seminar, dan pelayanan mahasiswa. Bangunan tersebut dilengkapi dengan tangga dan lift.
Bangunan yang terakhir adalah Laboratorium Fakultas Farmasi. Laboratorium ini paling luas dibanding lima bangunan yang lain yakni 4.500 meter persegi. Lantai pertama terdiri dari perpustakaan, ruang pertemuan, toko obat, dan toilet. Lantai dua adalah ruang kuliah, laboratorium kimia, laboratorium fisika, loker, dan toilet. Lantai tiga adalah laboratorium farmasi kosmetika, laboratorium farmasi steril, laboratorium farmasi makanan dan minuman, loker, dan toilet. Lantai empat untuk laboratorium mikrobiologi, laboratorium farmakologi, laboratorium farmakognosi, tempat penyimpanan alat dan bahan, serta toilet.
Laboratorium ini berdiri bersebelahan dengan Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Dengan demikian, sama-sama di wilayah rawa dan berdesain panggung. Pembangunan lab ini sudah mencapai 75,04 persen.
Terdepan dalam Riset
Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Humas, Universitas Mulawarman, Dr Bohari Yusuf, mengatakan bahwa hibah dari IDB bagi Unmul sangat membantu. Saat ini, kata Bohari, pembangunan infrastruktur yang dibiayai hibah tersebut dalam tahap finalisasi.
“Gedung-gedung sudah jadi. Tinggal peralatannya yang belum. Yang pasti, proyek ini bisa meningkatkan performa universitas dari sisi manapun. Dari sisi pendidikan, penelitian, hingga pengabdian,” tegasnya. Menurut Bohari, proyek ini akan membuat Unmul memiliki laboratorium canggih. Dari laboratorium tersebut, Unmul akan mendapat banyak kesempatan untuk riset.
“Unmul sudah diakui sebagai pusat unggulan iptek di bidang kosmetik dan obat dari hutan tropis. Sudah diakui kementerian berkat proyek ini juga. Jadi, banyak hal yang sangat bermanfaat,” imbuhnya.
Laboratorium terpadu Unmul disebut akan dilengkapi perkakas canggih. Sebagai contoh, alat untuk uji virus dan bakteri, peralatan analisis kimia, termasuk mikroskop elektron. Unmul juga memiliki superkomputer dengan kecepatan tinggi. Bohari yakin, lewat hibah IDB, Unmul segera menjadi lembaga riset terdepan di Bumi Etam.
Yang tak kalah penting, sambungnya, Unmul juga memiliki pengolah air bersih. Fasilitas yang dibangun juga dari hibah IDB tersebut akan menghasilkan air siap minum. Air tersebut kemudian didistribusikan melalui keran di fasilitas publik. “Jadi di taman-taman di wilayah kampus, nantinya dilengkapi keran air minum,” tutupnya. (kk)