spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Masyarakat Diimbau Lawan Stunting dengan Pangan Lokal

SAMARINDA– Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Jaya Mualimin mengimbau warga Kaltim untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di provinsi itu untuk melawan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi (stunting).

“Pangan dari SDA lokal, seperti tanaman pangan lokal, buah-buahan, sayuran, ikan, daging, telur, susu, dan lain-lain amat baik untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil, menyusui, dan anak-anak,” kata Jaya, Kamis (30/11/2023).

Menurutnya, upaya penekanan stunting juga perlu mendapatkan dukungan dengan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan perlindungan sosial bagi keluarga miskin dan rentan.

Jaya menuturkan, penanganan stunting harus menjadi prioritas utama masyarakat, karena stunting bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak, melainkan juga pada produktivitas dan daya saing bangsa pada masa depan.

“Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya. Stunting juga dapat menghambat pertumbuhan otak dan perkembangan kognitif anak, sehingga berpotensi menurunkan prestasi belajar dan kemampuan kerja pada kemudian hari,” bebernya.

BACA JUGA :  Rembuk Stunting, Tingkatkan Sinergitas Provinsi dan Kabupaten/Kota

Kemudian, ia menyebutkan Pemerintah Kaltim telah mengalokasikan anggaran Rp 100 miliar untuk program penanggulangan stunting pada 2023.

“Anggaran tersebut akan digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti penyuluhan gizi, pemberian suplemen besi dan vitamin A, pemantauan pertumbuhan anak, pemberdayaan kelompok  ibu hamil dan menyusui, pembangunan posyandu dan pos gizi desa, serta bantuan pangan non tunai,” tutupnya. (ADV/nta)

Pewarta : Ernita
Editor : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img