JAKARTA – Dengan masuknya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), menuntut adanya penyesuaian di segala sektor. Termasuk dalam hal peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Kondisi inilah yang akhirnya harus menjadi dorongan bagi Kaltim, terlebih nantinya IKN akan menerapkan konsep smart city.
“Saya sejak dulu selalu mengusulkan bahwa Kaltim lebih baik berinvestasi dalam peningkatan dan pengembangan SDM. Ini harus ditingkatkan semaksimal mungkin,” ungkap Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Wilayah, Kementerian Desa, PDT & Transmigrasi (Kemendes PDTT), H.M. Nurdin saat ditemui Jajaran Manajemen Media Kaltim Group di Gedung Kemendes PDTT, Jakarta, pada Selasa (26/9/2023). Rombongan dipimpin CEO Media Kaltim Group, Agus Susanto, bersama Direktur Media Kaltim, dan Kepala Biro Jakarta, Nicha Ratnasari.
Mantan Sekretaris Daerah Kota Bontang ini mengungkapkan bahwa pemerintah daerah di Kaltim, bahkan perusahaan-perusahaan tambang dan perkebunan yang beroperasi di wilayah tersebut, harus lebih peduli dalam bidang peningkatan SDM melalui pemberian beasiswa pendidikan.
“Saya juga sudah pernah menyampaikan kepada Pak Isran, sudah saatnya meningkatkan bantuan beasiswa pendidikan hingga tingkat S2. Bahkan, jika memungkinkan, mengirim dosen atau mahasiswa Kaltim ke luar negeri. Tidak perlu terlalu jauh. Di Jepang dan Korea saja sudah cukup bagus,” tutur Nurdin.
Menurutnya, strategi ini bertujuan untuk mengejar ketertinggalan kapasitas SDM di Kaltim. Diketahui, jika langkah ini tidak diambil sejak sekarang, maka dikhawatirkan akan menggerus peluang dan kesempatan kerja bagi putra-putri daerah.
“Ini harus dimaksimalkan selama 3 tahun ke depan. Sehingga, ketika IKN sudah berjalan, maka SDM Kaltim sudah bisa terlibat dan berperan di dalamnya,” tegas pria yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Perkebunan Kaltim.
Lebih lanjut, Nurdin menjelaskan bahwa jenjang pendidikan yang perlu ditingkatkan adalah untuk strata D1 hingga D3. Dengan adanya lulusan diploma, kata Nurdin, mereka dapat lebih bermanfaat karena tentunya dalam pembangunan IKN lebih banyak memerlukan keterampilan yang dapat langsung diterapkan di lapangan.
“Misalnya, memiliki keterampilan di bidang IT, keahliannya juga profesional, hal ini sangat dibutuhkan. Tidak hanya dari segi pengembangan, tetapi juga perawatan memerlukan SDM yang terampil,” tambahnya.
Dengan strategi seperti ini, maka saatnya warga lokal bisa mengisi posisi-posisi tersebut.
“Tentang beasiswa ini, harus mendapatkan dukungan tidak hanya dari pemerintah provinsi, tetapi juga dari kabupaten/kota. Peningkatan SDM ini sangat penting,” tuturnya.
Pewarta: Nicha Ratnasari