TENGGARONG– Inovasi pengembangan sektor pertanian terus dilakukan, salah satunya oleh Kelompok Tani (Poktan) Milenial Desa Margahayu, Kecamatan Loa Kulu. Demi meningkatkan hasil pertanian dan memanfaatkan potensi limbah dari sawah, mereka berhasil membuat pupuk yang diberi nama pupuk bokashi.
Pupuk berbahan baku jerami padi dan arang sekam ini dinilai berhasil mengurangi pemakaian pupuk konvensional yang menggunakan zat kimia dan memperbaiki struktur tanah. Menjadikan tanah yang sudah mengeras menjadi gembur kembali, setelah sebelumnya berungkali mendapat pupuk kimia.
“Saat ini kelompok tani milenial Desa Margahayu Kecamatan Loa Kulu mengunakan pupuk bokashi untuk pengembangan tanam jahe dan hortikultura,” jelas Wahyu, Duta Petani Milenial saat dikonfirmasi, Rabu (21/9/2022).
Sayangnya, lanjut Wahyu, produksi pupuk bokashi masih terbatas, akibat kapasitas gudang dan lahan yang akan diberi pupuk bokashi. Dimana kapasitas gudang saat ini baru mampu menampung 1 ton pupuk bokashi. Dengan proses pembuatannya yang mencapai 4 bulan masa fermentasi hingga siap pakai.
Sejauh ini, tambah Wahyu, Poktan Milenial Desa Margahayu sudah memproduksi 8 ton pupuk bokashi selama 4 tahun belakangan. “Masih belum banyak tetapi sudah bisa produksi untuk pemakaian sendiri dan beberapa poktan lain,” lanjut Wahyu.
Potensinya untuk mengembalikan unsur hara pun bisa dilihat, meski harus menunggu beberapa tahun. Walaupun unsur haranya sedikit, tapi lengkap unsur makro dan mikronya.
Dengan begitu, Wahyu berharap para petani bisa terus melakukan inovasi dalam mengelola lahan, sehingga dapat menghasilkan rumusan yang lebih baik. “Terutama dalam pengembangan lahan pertanian dan juga bisa meningkatkan nilai perekonomian petani,” tutup Wahyu. (afi)