JAKARTA – Pep Guardiola sedang berusaha membawa Manchester City meraih treble bersejarah, termasuk gelar Liga Champions, di musim 2022/23. Sejauh ini, The Citizens sudah meraih dua trofi. Mereka menjadi kampiun Premier League pada 20 Mei setelah Nottingham Forest mengalahkan Arsenal dengan skor 1-0. Kemudian pekan lalu mereka menjadi penguasa Piala FA dengan mengalahkan rival mereka Manchester United di Stadion Wembley pada 3 Juni.
Citizens telah melaju ke final Liga Champions untuk kedua kalinya dalam sejarah berhasil menghancurkan Real Madrid dengan agregat 5-1 pada babak semifinal. Nah, Final Liga Champions edisi ke-68 di Istanbul, dini hari nanti berpeluang menghasilkan sejumlah rekor. Salah satunya, kemungkinan treble winner Manchester City.
Andai City benar-benar bisa mengalahkan Inter Milan, pasukan Pep Guardiola akan menjadi klub Inggris kedua yang meraih treble winner. Sebelumnya, MU menjadi klub Premier League pertama yang meraih prestasi hebat ini pada musim 1998/1999.
Tak hanya treble, Manchester City juga akan meraih gelar Liga Champions pertamanya. Mereka akan menjadi klub ke-23 yang menjadi juara dalam sejarah kompetisi antar-klub terbaik Eropa ini.
Pep Guardiola juga akan mencatatkan rekor sendiri. Pelatih Spanyol itu sebelumnya meraih dua gelar Liga Champions bersama Barcelona pada musim 2008/2009 dan 2010/2011.
Jika berhasil meraih gelar ketiga, dia akan menjadi manajer keempat yang mengangkat trofi dalam tiga kesempatan atau lebih, setelah Carlo Ancelotti, mantan manajer Liverpool Bob Paisley, serta mantan pelatih Madrid Zinédine Zidane.
“Sekarang kami akan memberikan segalanya untuk memenangkan final ini dan membuat sejarah dengan memenangkan tiga gelar. Dan terutama Liga Champions, karena itu adalah gelar yang belum kami menangkan,” kata pemain City, Bernanrdo Silva di situs The Citizens.
Tapi Inter juga punya banyak alasan untuk tampil habis-habisan agar bisa membawa pulang trofi. Seperti City, mereka juga bisa meraih treble setelah sebelumnya Si Ular Besar menjadi kampiun Coppa Italia dan Piala Super Italia.
Di final ini, mereka juga akan mempertaruhkan harga diri klub Italia. Seperti diketahui, Liga Champions 10 musim terakhir didominasi Spanyol dengan enam gelar, lalu Inggris dan Jerman sama-sama menjadi kampiun pada dua kesempatan.
Sementara klub Italia terakhir kali meraih trofi Si Kuping Besar pada musim 2009/2010 ketika Inter Milan meraih treble winner bersama Jose Mourinho. Juventus sebelumnya hanya mampu melaju hingga final sebelum dikalahkan Barcelona.
Selain itu, Inter berharap mengakhiri kutukan final tim Serie A di kompetisi Eropa musim ini. Sebelumnya, AS Roma dan Fiorentina kalah di final Liga Europa serta Liga Konferensi Eropa.
Khusus Simone Inzaghi, jika Inter Milan juara, ia akan menjadi pelatih Italia pertama yang memimpin Nerazzurri mencapai kejayaan di Eropa. Selain Mourinho yang berasal dari Portugal, dua gelar Inter sebelumnya pada 1964 dan 1965 dipersembahkan pelatih asal Argentina, Helenio Herrera.
“Apa yang menanti kami adalah ujian tersulit bagi setiap pemain. Kami harus memainkan permainan terbaik musim ini dan hidup kami. Kami siap dan itu akan berat bagi mereka juga. Kami akan memberikan segalanya,” kata kapten sekaligus kiper Inter, Samir Handanovic di UEFA.com. (MK)