BONTANG – Penerapan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di Kota Bontang masih terbilang statis karena kelengkapan prasarana masih menggunakan kamera mobile sebagai alat bantu penilangan. Namun hal tersebut sudah cukup efektif menjaring pelanggaran-pelanggaran kasat mata.
Kasat Lantas Polres Bontang AKP Edy Haruna, mengatakan dengan patroli menggunakan action camera, ada puluhan pelanggar yang terjaring tiap hari. “Untuk sementara ETLE di Bontang ini statis, hanya menggunakan kamera mobile (action camera merek GoPro, Red.), tapi walaupun hanya menggunakan kamera mobile, kami bisa menjaring sekitar 10-20 pelanggar tiap hari, ” ucapnya, Senin (15/11/2021).
ETLE dimaksudkan untuk mengurangi interaksi antara pelanggar dengan petugas pada masa pandemi Covid-19. Ke depan akan dilakukan peningkatan sarana prasarana yang lebih mendukung agar penerapannya lebih efektif.
“Selama pandemi, kontak langsung dengan pelanggar ini diminimalisasi, bahkan kalau bisa tidak perlu ada interaksi. Makanya kami maksimalkan ETLE, ke depan tentu akan lebih efektif dengan pengadaan sarana dan prasarana yang lebih baik, ” katanya.
Jadwal patroli, lanjut AKP Edy Haruna, dilaksanakan tiap hari di wilayah jalur padat dan rawan kecelakaan. Di kawasan ini banyak pelanggaran kasat mata yang sering ditemukan.
“Tiap hari kami laksanakan, ada yang patroli pagi siang sore malam. Kami sering dapat pelanggaran yang kasat mata, seperti tidak pakai helm, melanggar lampu merah, melawan arus jalur lalu lintas, tidak ada plat nomor, berboncengan lebih dari satu orang, ” jelasnya.
Bagi pelanggar yang tidak melakukan konfirmasi atas pelanggaran yang dilakukan, maka secara otomatis STNK kendaraan akan dilakukan pemblokiran. “Ada yang melakukan konfirmasi, ada yang tidak. Yang tidak datang dan konfirmasi, langsung kami blokir STNK-nya. Nanti saat ke Samsat untuk bayar pajak, baru ketahuan dia pernah melanggar, ” pungkasnya. (ahr)
