spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Mahasiswa Politeknik Negeri Malang Kembangkan Mesin Roasting Kopi Inovatif

JAKARTA — Mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) telah berhasil menciptakan inovasi terbaru dalam dunia kopi dengan mengembangkan mesin roasting kopi yang ramah untuk pengguna rumahan dan bisnis kecil.

Karena produk inovatifnya tersebut, mahasiswa Polinema diundang untuk ikut serta dalam ajang Konferensi tingkat internasional di bidang pendidikan tinggi, Higher Education Partnerships Conference (HEPCON) Indonesia 2024 yang berlangsung di Balai Kartini Convention Center, Jakarta pada 29-31 Agustus 2024.

Menariknya, inovasi ini ternyata telah diproduksi dalam dua versi, yang mana masing-masing versinya menawarkan kelebihan dan fitur yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

“Versi pertama dari mesin roasting ini memiliki kapasitas 500 gram dan membutuhkan daya sebesar 3000 watt. Sedangkan versi kedua dari mesin ini hadir dengan berbagai peningkatan, termasuk penurunan kapasitas menjadi 250 gram dan daya listrik yang lebih hemat sebesar 2000 watt,” ungkap Erfian Ramadhan, Inovator Pembuat Mesin Roasting Kopi Polinema kepada Media Kaltim, baru-baru ini.

Erfian yang baru saja lulus dari Jurusan Teknik Elektro Polinema ini mengatakan, mahasiwa yang terlibat dalam proses produksi mesin roasting kopi inovatif tersebut ada 5 orang.

“Kalau untuk penyediaan pre-order unit ada 3 orang termasuk saya,” tuturnya.

BACA JUGA :  Bisa Racuni 5,6 Juta Orang, Peredaran Sabu 1,129 Ton Dikendalikan Napi WNA, 7 Orang Ditangkap 

Dia pun menjelaskan, proses roasting biji kopi menggunakan mesin ini memakan waktu sekitar 10 hingga 15 menit, sebanding dengan mesin roasting tradisional yang menggunakan drum.

“Prototype ini dikembangkan dengan biaya produksi sekitar Rp 10 juta dan dijual dengan harga Rp 12 juta per unitnya,” sebut Erfian.

Selain itu, lanjut Erfian, mesin kedua telah dilengkapi dengan fitur otomatisasi dan pengaturan suhu yang lebih presisi, lengkap dengan grafik pendukung. Meskipun biaya produksinya lebih rendah, yaitu sekitar Rp 7 juta, harga jual untuk versi kedua tetap dipatok pada angka Rp 12 juta.

“Inovasi ini awal mulanya dari keikutsertaan kami dalam Pekan Kreatif Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Kampus Merdeka. Dalam perjalanannya, tim kami juga berkolaborasi dengan mitra kopi lokal di Malang yang memberikan masukan penting untuk mengembangkan versi kedua mesin tersebut agar lebih sesuai dengan kebutuhan pasar,” beber Erfian.

BACA JUGA :  Hari Pangan Sedunia 2022, PKT Berkomitmen Atasi Potensi Krisis Pangan 2023

Diakui, latar belakang ide mesin roasting kopi ini memang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan pengguna rumahan dan pelaku usaha kopi skala kecil yang ingin bereksperimen dengan jumlah biji kopi yang lebih kecil.

“Alhamdulillah,  saat ini versi kedua dari mesin ini kami telah menerima 3 pesanan pre-order yang rencananya akan dipenuhi pada tahun 2025,” serunya.

Dengan pengembangan yang dimulai sejak awal tahun 2024, Erfian bersama timnya berharap bahwa mesin roasting kopi ini dapat diterima luas oleh pasar dan memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan industri kopi di Indonesia.

“Kopi adalah bagian penting dari gaya hidup banyak orang saat ini, dan kami ingin menyediakan alat yang dapat membantu siapa saja untuk menghasilkan kopi terbaik dengan cara yang lebih efisien dan terjangkau,” imbuhnya.

Lebih jauh Erfian menambahkan, inovasi ini menjadi bukti bahwa kreativitas dan kerja keras mahasiswa Indonesia dapat menghasilkan solusi yang tidak hanya bermanfaat tetapi juga berpotensi besar di pasaran.

Sekadar diketahui, kegiatan HEPCON Indonesia 2024  yang didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), rektor perguruan tinggi negeri, sejumlah kedutaan besar, serta pusat pendidikan asing tersebut diikuti 200 universitas dari 20 negara, termasuk Indonesia.

BACA JUGA :  Sukses Bertransformasi, PLN Raih Pendapatan Penjualan Rp311,1 Triliun pada 2022

HEPCON Indonesia 2024 menjadi platform yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan di sektor pendidikan tinggi melalui program-program seperti seminar B2B, lokakarya, dan pertemuan kemitraan.

Ketua Tim Kerja Sama dan Humas Ditjen Diktiristek Yayat Hendayana menekankan komitmen Ditjen Diktiristek untuk mendukung pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia melalui berbagai kebijakan inovatif dan berdaya saing, salah satunya adalah dengan mendukung penyelenggaraan HEPCON 2024.

“Kami berharap acara ini dapat membuka potensi kerja sama dan kolaborasi, serta memberikan informasi yang bermanfaat bagi calon mahasiswa dan institusi pendidikan tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional. Acara ini merupakan kesempatan promosi global yang dapat digunakan untuk memperluas pasar, dan juga untuk mendukung implementasi Indikator Kinerja Utama. Indikator tersebut berkaitan dengan mahasiswa, dosen, dan petinggi universitas,” ungkap Yayat.

Lebih lanjut, Yayat berharap bahwa HEPCON 2024 dapat membawa dampak positif bagi kemajuan pendidikan di Indonesia serta membuka peluang kemitraan antarnegara melalui institusi pendidikan tinggi dalam menjawab tantangan di masa depan.

Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia  Ganefri, yang turut hadir dalam acara tersebut, turut menyoroti pentingnya kolaborasi internasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

“Saya yakin bahwa diskusi dan kolaborasi yang muncul dari acara ini akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengurangi kesenjangan dalam kesetaraan pendidikan dan mendorong komunitas akademik global yang lebih saling terhubung dan tangguh,” tuturnya.

Pewarta : Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img