spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lindungi Anak dari Gagal Ginjal, Novel Tekankan Pola Makan dan Lingkungan Sehat


SANGATTA — Kasus gagal ginjal pada anak yang terungkap di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat telah memicu kekhawatiran di seluruh negeri. Saat ini, sebanyak 60 anak menjalani terapi gagal ginjal di rumah sakit tersebut, menandakan meningkatnya masalah kesehatan yang serius ini.

Anggota DPRD Kutim dr Novel Tyty Paembonan, turut menyuarakan keprihatinannya. Menurut Novel, pencegahan adalah kunci utama dalam mengatasi masalah gagal ginjal pada anak, terutama yang disebabkan oleh pola makan dan lingkungan.

“Masalah gagal ginjal pada anak dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk pola makan dan kesejahteraan keluarga. Misalnya, makanan yang terlalu manis dapat berkontribusi pada diabetes dan gagal ginjal sejak usia dini,” ujar Novel saat diwawancarai pada Senin (5/8/2024).

Dokter yang juga merupakan legislator dari Partai Gerindra ini menekankan bahwa faktor keturunan dan lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit ini. Pola makan yang tidak sehat, terutama konsumsi gula yang berlebihan, dapat memicu diabetes, yang kemudian bisa berkembang menjadi gagal ginjal, bahkan sejak usia anak-anak.

BACA JUGA :  HUT ke-79 RI di Kutim, Jimmi: Momentum Kebanggaan dan Motivasi

Sebagai tanggapan terhadap situasi ini, pemerintah saat ini tengah menyusun Peraturan Pemerintah (PP) yang bertujuan untuk mengurangi promosi makanan yang mengandung gula tinggi. Langkah ini diharapkan dapat menekan risiko gangguan kesehatan pada anak-anak, termasuk gagal ginjal.

“Saat ini, pemerintah sedang menggodok PP untuk melarang promosi makanan yang terlalu manis. Langkah ini penting untuk mencegah terjadinya penyakit pada anak-anak, termasuk gagal ginjal,” jelas Novel, menekankan urgensi dari kebijakan ini.

Selain regulasi yang lebih ketat, Novel juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap pedagang kaki lima yang kerap menjual makanan tidak sehat. Ia mengusulkan agar pemerintah menyediakan pelatihan dan bantuan modal kepada para pedagang kaki lima, sehingga mereka dapat beralih menjual makanan yang lebih sehat.

“Perlu ada upaya untuk mewadahi pedagang kaki lima agar mereka dapat menjual makanan yang sehat. Ini termasuk memberikan pelatihan dan bantuan modal agar mereka dapat menyediakan pilihan makanan yang lebih baik untuk masyarakat,” tambahnya.

Langkah-langkah preventif ini, menurut Novel, sangat krusial untuk menjaga kesehatan anak-anak dan mencegah meningkatnya kasus gagal ginjal di masa depan. Dengan pendidikan yang tepat tentang pola makan yang sehat dan upaya kolektif untuk mengurangi paparan anak-anak terhadap makanan yang tidak sehat, diharapkan kejadian seperti yang terjadi di RSCM tidak akan terulang.

BACA JUGA :  Dewan Apresiasi Festival Budaya Desa Bumi Rapak, Tanda Kemajuan Pariwisata Kutim

“Dengan perhatian yang tepat terhadap pola makan dan pendidikan bagi pedagang, kita bisa mengurangi risiko gagal ginjal dan gangguan kesehatan lainnya pada anak-anak,” tutup Novel.

Pesan Novel ini mengingatkan kita semua akan pentingnya kesehatan anak sebagai investasi masa depan bangsa. Mencegah lebih baik daripada mengobati, dan dalam konteks kesehatan anak, pencegahan harus menjadi prioritas utama bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun individu.(Rkt/Adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img