Beranda KUTIM Lewat Jelajah Virtual, YDBA Berbagi Kiat UMKM Eksis Selama Pandemi

Lewat Jelajah Virtual, YDBA Berbagi Kiat UMKM Eksis Selama Pandemi

0
Webinar UMKM bertajuk “Kegiatan Jelajah Virtual UMKM Peternakan dan Kuliner di Sangatta". (Ist)

SANGATTA – Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) menyelenggarakan “Kegiatan Jelajah Virtual UMKM Peternakan dan Kuliner di Sangatta” secara daring dari dua pegiat UMKM, Peternakan Mulya Inti Sukses dan kuliner makanan ringan PawonQ, Jumat (10/12/2021).

Dengan mengusung tema “Industri Manufaktur dan Kuliner Tetap Eksis Sepanjang Pandemi”, kegiatan YDBA ini bertujuan untuk mengungkap kondisi bisnis dan penerapan inovasi serta kolaborasi yang dilakukan UMKM selama pandemi COVID-19, yang sudah berlangsung nyaris dua tahun.

Menurut Widodo Putra, pemilik perternakan Mulya Inti Sukses, pandemi memang sangat berpengaruh pada gerak usahanya.

Salah satu yang dia lakukan guna mendapatkan pakan ternak adalah bersinergi dengan petani, dalam memanfaatkan limbah pertanian. Pakan ternak nantinya akan dibarter dengan kompos sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak.

Widodo mengatakan, upaya menekan biaya pakan tersebut sangat membantu dalam kondisi pandemi, sehingga usahanya tetap bisa menikmati omzet penjualan tanpa terbebani tingginya biaya produksi.

Walaupun sempat terdampak pandemi COVID-19, perlahan usaha peternakannya kini mulai stabil.

“Kolaborasi dengan petani dengan program fermentasi pakan ternak memang sangat penting dan dapat membantu ketahanan pakan di Sangatta,” jelasnya.

Sementara, pemilik UMKM Olahan Kuliner Sangatta (OKUSA) berupa keripik merek PawonQ, Endang Mujiati mengaku memulai usahanya tanpa disengaja.

“Saya awalnya iseng bikin keripik singkong terus bagi bagi ke tetangga, ternyata banyak yang tertarik dan dari mulut ke mulut banyak yang meminta pesanan, akhirnya jadi lah PawonQ ini,” ujarnya.

Tak hanya keripik singkong, Endang juga membuat keripik pisang manis, gurih dan berbagai macam sambal. Cita rasa olahan makanan ringan yang dibuat pun berbeda karena tidak menggunakan pemanis buatan dan penyedap sintetis sehingga aman untuk konsumen.

Selama pandemi, usahanya terpuruk. Omzet menyusut hingga 70%-80%. Namun, dia tak patah arang, terus berusaha bangkit setelah mencari peluang dari olahan makanan basah.

Dari usaha yang telah dirintisnya itu, Endang bisa meraup keuntungan Rp 8-9 juta per bulannya.

Sebagai penutup Endang memberikan motivasi kepada pelaku UMKM lainnya.

“Jangan nyaman di zona nyaman dan jangan mudah menyerah,” pungkasnya. (ref)

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version