spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ledakan Lulusan dari Unmul, Sehari Wisuda 1.706 Mahasiswa, Terbanyak Sepanjang Sejarah

SAMARINDA – Wisuda Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana Universitas Mulawarman (Unmul) Gelombang I digelar Sabtu (27/3/2021). Dilangsungkan dengan sistem daring dan luring. Diikuti oleh 1.706 mahasiswa. Menjadi rekor partisipasi wisudawan terbanyak sepanjang sejarah perguruan tinggi negeri terbesar di Kaltim tersebut.

“Di tengah pandemi Covid-19, wisuda hari ini kami mewisuda mahasiswa-mahasiswi paling banyak sepanjang sejarah kampus kita,” ucap Rektor Unmul, Prof Masjaya, dalam sambutannya. Unmul merupakan kampus terbesar di Bumi Etam. Memiliki 34.955 mahasiswa aktif per semester genap 2020/2021.

Kampus dengan almamater kebesaran kuning tersebut mengelola 13 fakultas dan 1 program pascasarjana (PPS). Terbagi 98 program studi (prodi) dengan dua prodi D-3, 64 prodi S-1, tujuh prodi program profesi, 14 prodi S2, satu prodi spesialis, dan lima prodi S3.

Dalam laporannya, Wakil Rektor Bidang Akademik Unmul Prof Mustofa Agung Sardjono, menyebut bahwa total 1.706 lulusan mengikuti wisuda gelombang I tahun ini. Dengan perincian 41 persen peserta laki-laki dan 59 persen peserta perempuan.

Wisudawan terbanyak dipegang Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Unmul sebanyak 435 mahasiswa. Sementara posisi kedua dan ketiga masing-masing Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), 274 orang, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 255 orang.

Salah satu wisudawati, Dinda Devara Audia, kaget melihat banyaknya peserta wisuda online. Mahasiswi lulusan Adminstrasi Bisnis Fisipol Unmul tersebut bahkan sempat gugup saat layar tampilan Zoom-nya terpampang di hadapan petinggi kampus.

“Deg-degan banget hari ini, banyak betul,” ucap mahasiswi peraih predikat lulus sangat memuaskan tersebut.

Kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com, Wakil Rektor I Bidang Akademik Unmul Prof Mustofa Agung Sardjon membeberkan bahwa peserta wisuda daring ini adalah yang terbanyak sepanjang 5 kali terlaksana. Empat edisi pertama dilakukan sepanjang Maret hingga Desember 2020.

Untuk pelaksanaan wisuda offline saja, dia mengatakan bahwa maksimal peserta hanya sebanyak 1.500 orang. Sebab, GOR 27 September yang semula tempat pelaksanaan wisuda, hanya mampu menampung sesuai jumlah tersebut.

“Untuk 1200 orang itu idealnya, 1.500 sudah maksimalnya. Duduknya sudah sampe mepet sampai bangku atas,” ucapnya saat ditemui selepas kegiatan.

Adapun metode pelaksanaan wisuda yang dilaksanakan secara daring dan luring, ucapnya, menjadi alasan ramainya peserta yang dikukuhkan tahun ini. Selain itu, ada beberapa kemungkinan lain banjirnya wisudawan tahun ini.

Di antaranya karena mayoritas mahasiswa tingkat akhir mau tidak mau harus beradaptasi dengan proses belajar daring di tengah pandemi Covid-19. Sehingga mahasiswa yang sudah selesai menuntaskan tugas pada 2020 baru bisa mengikuti wisuda pada 2021. Kemudian, banyak mahasiswa yang sebelumnya menunda wisuda daring karena berharap bisa mengikuti luring. “Tapi mereka realistis sekarang,” sambungnya.

Ada pula mahasiswa yang masa studinya berakhir pada 2020 dan telah diberi tambahan 6 bulan tidak bisa mengikuti wisuda Gelombang IV pada akhir 2020. Sehingga baru bisa mengikutinya tahun ini. “Lalu, banyak juga mahasiswa berusaha lulus sebelum jatuh tempo pembayaran uang kuliah,” ucapnya.

Prof Mustofa mengatakan bahwa rektorat sangat mengerti perasaan mahasiswa yang ingin melaksanakan wisuda secara luring. Namun, wisuda secara daring mau tidak mau harus dilaksanakan. Karena angka penyebaran kasus virus corona di Kaltim masih tinggi.

“Dan kalau wisuda tidak dilaksanakan kan tidak mungkin. Seorang mahasiswa ‘kan tidak bisa menerima ijazah tanpa wisuda. Jadi harus melalui model luring dan daring ini,” ucapnya.

Senada dengan Prof Mustofa, Ketua Satgas Covid-19 Unmul, dr Nathaniel Tandirogang mengatakan bahwa metode daring dan luring adalah pilihan yang tepat. Melihat tingginya laporan terkonfirmasi positif Covid-19 per-hari.

“Kaltim saja masih sekitar 200 kasus. Penegakan protokol kesehatan pada saat kegiatan tadi mewajibkan audience untuk rapid test antigen. Metode wisuda yang dilakukan dengan daring dan luring juga sudah tepat. Vaksin saja tidak cukup,” ucapnya

Ketua IDI Kaltim itu juga mengatakan bahwa kampus perlu mengantisipasi tingginya penyebaran Covid-19. Apalagi munculnya ragam varian virus corona dari Eropa.

“Ini ‘kan kita bisa lihat Eropa mulai lockdown. India mulai porak-poranda. Artinya, Unmul sebagai pusat akademis intelektual Kaltim harus ikut berpartisipasi memutus rantai penyebaran,” pungkasnya. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti