JAKARTA – Dengan adanya perubahan kondisi ekonomi dan sosial yang sangat cepat dan dinamis di seluruh belahan dunia saat ini, turut menjadi sorotan bagi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Mengingat, kondisi saat ini secara tidak langsung juga memberikan dampak bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Ketua Departemen Kominfo PB PGRI, Wijaya mencontohkan, perang Ukraina-Rusia, Israel-Palestina, serta terjadinya Pandemi Covid-19 merupakan beberapa contoh perubahan yang begitu cepat terjadi dan sulit diprediksi di dunia. Karena itu seluruh bidang kehidupan perlu mengantisipasinya termasuk dunia pendidikan.
“Arah pendidikan pun perlu berubah yang lebih mengutamakan pengembangan tata nilai dan norma serta penumbuhan karakter,” terang Wijaya dalam pernyataannya terkait Kongres PGRI ke-23 di Jakarta, Sabtu (2/3/2024).
Dikatakan, estafet kepemimpinan nasional harus tetap melanjutkan pembangunan kualitas sumber daya manusia melalui pembenahan sistem pendidikan nasional yang bermutu.
Oleh sebab itu, lanjut Wijaya, sistem pendidikan nasional harus terus dibenahi karena data menunjukkan kualitas pendidikan kita belum setara di lingkup regional maupun internasional. “Selama dua dekade terakhir, kualitas pendidikan kita masih stagnan terlihat dari beberapa ukuran-ukuran internasional seperti TIMMS dan PISA,” sebutnya.
“Kata kunci untuk perbaikan mutu pendidikan kita terletak pada tata kelola guru yang baik,” lanjutnya.
Lebih jauh Wijaya menambahkan, kebijakan tata kelola guru ke depannya harus dilakukan secara komprehensif dari hulu hingga hilir agar terbentuk sistem manajemen guru yang terpadu. “Untuk itulah, PGRI menyerukan perlu adanya manajemen satu pintu dalam pengelolaan guru,” imbuhnya.
Pewarta : Nicha R