SANGATTA – Geliat hasil produksi pertanian padi di Kutai Timur terus memperlihatkan hasil positif. Salah satunya kabar dari Kecamatan Kaubun, sebagai daerah sentra penghasil beras terbesar. Sebanyak 300 ton beras Kaubun siap dipasarkan ke pasar murah Disperindag Kutai Timur (Kutim) yang direncanakan berlangsung pada Senin (7/11/2022).
Hal ini dijelaskan Ketua Koperasi Taruna Bina Mandiri (TBM) asal Desa Kadungan Jaya Kecamatan Kaubun Priyanto. Pria yang akrab disapa Pri ini mengatakan, hal itu sesuai dengan program Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, yang menginstruksikan ke Dinas Pertanian (Distan) Kutim bersama Disperindag menggelar pasar murah.
“Alhamdulillah 300 ton beras Kaubun siap men-support (mendukung) kegiatan pasar murah Disperindag Kutim. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih, khususnya kepada Pemkab Kutim atas pembelian beras petani Kaubun. Sehingga petani tambah semangat lagi dalam menghadapi musim tanam Oktober-Maret,” ujarnya.
Pri menambahkan, pihaknya memenuhi permintaan 300 ton beras berdasarkan surat dari Disperindag Kutim tertanggal 14 Oktober 2022, dengan dasar hukum Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 5 September 2022 Nomor 134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib dalam Penanganan Dampak Inflasi Tahun Anggaran 2022 dan DPA Disperindag Nomor 3.31.3.30.0.00.01.0000 Tahun 2022. Yakni terkait program stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting, kegiatan pengendalian harga, dan stok barang kebutuhan pokok dan barang penting di tingkat pasar kabupaten/kota. Sub kegiatan pelaksanaan operasi pasar reguler dan pasar khusus yang berdampak dalam satu kabupaten/kota.
“Jadi kami dari Koperasi TBM fokusnya dalam mengurangi pengaruh kenaikan harga BBM serta mengurangi dampak inflasi bagi masyarakat miskin di Kutim. Bekerja sama dengan Disperindag mendukung gelaran pasar murah,” bebernya.
Pri menegaskan, melalui Koperasi TBM bersama kelompok tani dan gapoktan memasarkan beras Kaubun dengan cara menghimpun penjualan beras menjadi satu pintu. Sedangkan demi menjaga kualitas beras tetap baik, Koperasi TBM menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) modern yaitu combine harvester. “Tujuannya, supaya memanen lebih cepat, hemat waktu dan biaya,” tutupnya. (Rkt1)