BONTANG – Selain berfokus kepada operasional dan produksi, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) sebagai pelopor transformasi hijau di industri pupuk dan petrokimia secara konsisten terus menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan. Salah satunya lewat program Community Forest. Program ini juga merupakan bentuk nyata penerapan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) di lingkungan Pupuk Kaltim.
Digagas sejak 2022 silam, program Community Forest ini juga merupakan wujud komitmen Pupuk Kaltim menjalankan etape pertama roadmap dekarbonisasi yang bertujuan untuk carbon offset. Community Forest menargetkan penanaman 10 juta pohon serta pengurangan emisi hingga 32,5 persen pada 2030 mendatang. Community Forest juga diharapkan bisa berkontribusi terhadap potensi penyerapan emisi karbon sebesar 600.000 ton CO2 per tahun. Selain itu, program Community Forest juga merupakan bentuk dukungan Pupuk Kaltim terhadap usaha pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission tahun 2060.
Hingga 2024, program ini sudah tersebar di lima provinsi di Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat. Tak hanya Community Forest, Pupuk Kaltim juga aktif menggagas ragam inovasi untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan. Beberapa di antaranya adalah konversi kendaraan operasional ke kendaraan listrik, proyek revamping Pabrik 2, rencana pembangunan pabrik Soda Ash, hingga pengembangan sumber-sumber energi terbarukan seperti clean ammonia.
“Sejak 2022, kehadiran Community Forest ini kami yakini dapat membantu upaya Pupuk Kaltim dalam pelestarian lingkungan hidup. Kami melihat pohon dan ragam tanaman lain yang ditanam dalam lingkup program ini, tentu memegang peran penting sebagai penyerap karbondioksida yang dapat mendukung upaya dekarbonisasi. Pada tahun 2024 ini, alhamdulillah, Pupuk Kaltim telah berhasil menanam sebanyak 634.583 pohon dengan total luas area tanam mencapai 306,24 hektare. Jumlah tersebut sudah mencapai 6,34 persen dari target kami untuk menanam 10 juta pohon pada 2030,” ujar Budi Wahju Soesilo, Direktur Utama Pupuk Kaltim.
Sinergi dan kolaborasi menjadi fokus utama program Community Forest, dimana Pupuk Kaltim telah bekerja sama dengan berbagai pihak sejak 2022. Mitra tersebut antara lain adalah Tentara Nasional Indonesia dan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD), Otorita IKN, dan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tak hanya itu, Pupuk Kaltim juga melibatkan masyarakat sekitar, terutama komunitas petani. Semua berkontribusi aktif untuk membantu Pupuk Kaltim menyediakan lahan untuk area tanam.
Bibit pohon yang ditanam dalam program ini memiliki banyak jenis, mulai dari mangrove dan buah-buahan seperti mangga, nangka, durian, alpukat, sirsak, mangrove. Selain itu, terdapat juga beberapa tanaman buah langka, seperti matoa, bisbul, menteng dan gandaria. Tak berhenti di penanaman saja, Pupuk Kaltim terlibat aktif dalam proses edukasi para petani dan masyarakat di sekitar wilayah tanam agar bisa mengolah, memelihara, sampai mendistribusikan hasil panen. Semua difasilitasi lewat program MAKMUR (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) dan Agrosolution. Dalam program MAKMUR dan Agrosolution ini, Pupuk Kaltim aktif menciptakan ekosistem yang dapat mendukung para petani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani melalui pendampingan yang berkeberlanjutan.
Harapannya, tak cuma memberikan dampak positif secara langsung pada lingkungan hidup, program Community Forest ini dapat menuai manfaat bagi masyarakat sekitar. “Kami berkomitmen untuk menjadi inspirasi banyak pihak supaya lebih berkontribusi ke lingkungan dan masyarakat. Semoga program Community Forest ini dapat membawa nilai tambah ekonomi bagi lahan yang kurang produktif dan dapat mendukung pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah tanam,” tutup Soesilo. (adv)