Sejumlah rektor perguruan tinggi di Kalimantan mengunjungi lokasi ibu kota negara baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kamis, 20 Januari 2021. Mereka menyatakan, mendukung penuh pembangunan IKN di Kaltim. Kehadiran IKN yang resmi dinamakan Nusantara, diharapkan sahibulbait dapat memajukan ekonomi masyarakat lokal.
Salah satu lokasi yang dikunjungi para rektor adalah tugu yang menjadi penanda titik nol atau titik referensi pembangunan IKN. Tugu berbentuk kotak dan berkelir hijau itu berada di tengah-tengah ribuan pohon akasia. Tingginya sebetis orang dewasa. Terdapat tulisan titik kontrol geodesi di dinding tugu. Seorang sumber mengatakan, di lokasi itu akan dibangun tugu garuda. Sejumlah rektor sempat berfoto di situ.
Satu jam sebelum ke tugu titik nol, rombongan mengunjungi dua lokasi di hutan tanaman industri milik PT ITCI Hutani Manunggal itu. Lokasi pertama berjarak sekitar 10 menit dari titik nol IKN. Camat Sepaku, Risman, mengatakan, titik tersebut adalah lokasi dibangunnya kantor-kantor koordinator kementrian, termasuk Istana Negara. Informasi tersebut ia dapatkan dari Bappenas.
Lokasi berikutnya adalah puncak bukit. Camat Risman menjelaskan, puncak bukit berfungsi sebagai landasan helikopter atau helipad. Dari puncak itu, lokasi IKN bisa dilihat secara utuh. Jembatan Pulau Balang pun terlihat dari situ. “View-nya sangat luas. Sejak 2019, hampir tiap minggu, tamu-tamu negara ke sini,” katanya.
Di puncak itu juga, para rektor mendeklarasikan diri sebagai Kalimantan Universities Consortium (KUC). Kelompok ini terdiri dari 24 kampus se-Kalimantan, salah satunya Universitas Mulawarman. Mereka menyatakan siap berperan aktif membangun IKN.
Kepada media ini, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, Unmul, Bohari Yusuf, menjelaskan, deklarasi sebagai wujud konkret konsorsium mendukung pembangunan dan menyambut kedatangan IKN. Lawatan ke lokasi IKN disebut bagian dari agenda rapat kerja KUC.
“Kami ingin kampus-kampus di Kalimantan bisa terlibat dan memberi masukan kepada Presiden,” jelasnya.
Sebenarnya, terang Bohari, KUC terbentuk pada 27 Mei 2015. Enam perguruan tinggi negeri yang mendirikannya. Keenamnya adalah Universitas Tanjung Pura, Universitas Palangkaraya, Universitas Lambung Mangkurang, Univesitas Balikpapan, Universitas Borneo Tarakan, dan Unmul. Rektor dan Direktur Urusan Internasional dari Universitas Tanjungpura dipilih sebagai ketua komite pengarah dan ketua komite pelaksana pertama KUC.
Pada 2016, KUC menerima Politeknik Negeri Pontianak dan Institut Teknologi Kalimantan sebagai anggota baru. Tugas KUC waktu itu menjadi wadah komunikasi dan jejaring kerja sama bidang akademik, penelitian, dan pengabdian masyarakat antar kampus di Kalimantan.
Dalam Focus Grup Discussion 2021, ketua komite pengarah KUC berganti. UPT Layanan Internasional Unmul ditunjuk sebagai penggantinya. Kepala UPT Layanan Internasional Unmul, Widi Sunaryo, menjelaskan, per 19 Januari, 16 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, telah bergabung dengan KUC.
Dalam rapat kerja di Unmul beberapa waktu lalu, konsorsium disebut bersepakat bahwa kampus harus terlibat aktif dalam pengembangan kabupaten dan kota yang menjadi penyangga IKN. Keterlibatan itu seperti meningkatkan produk pertanian dan kualitas sumber daya manusia.
“Kami harus betul-betul menyiapkan daerah sebagai penyangga IKN. Kami bakal menyiapkan pelatihan dan sebagainya,” terang Widi Sunaryo.
Kedatangan KUC ke lokasi IKN mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga PPU, Alimuddin. Sebagai tuan rumah, dia berharap, kampus bisa terlibat memajukan ekonomi masyarakat lokal seperti menjadikan pertanian dan peternakan yang modern. Dengan begitu, masyarakat lokal bisa menjadi penyedia logistik untuk penghuni ibu kota negara.
“Kami tidak ingin menjadi penonton saja,” ucap Alimuddin kepada kaltimkece.id, jejaring mediakaltim.com di pelataran rumah dinas bupati PPU di Sepaku. (kk)