SAMARINDA – Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani Samarinda) menyerahkan teknologi smart farming ke Pondok Pesantren Nabil Husein Samarinda pada Jumat (8/4) lalu, yang merupakan hasil kerjasama dengan Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur dengan Politani Samarinda.
Penyerahan teknologi tersebut dilakukan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur Ricky Gazali didampingi oleh Direktur Politani Samarinda Hamka kepada kepada perwakilan Pondok Pesantren Nabil Husein Nashikin.
Teknologi smart farming yang diseminasikan ke Pondok Pesantren Nabil Husein tersebut ungkap Hamka merupakan hasil dari penelitian dari dosen dan mahasiswa Politani Samarinda sejak tahun 2020.
Hamka menceritakan bahwa smart farming ini merupakan kegiatan penelitian yang digagas pihaknya dan dijadikan focus kegiatan penelitian kampusnya dengan pembiayaan dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) kampus yang ada di Gunung Panjang tersebut.
Untuk menciptakan teknologi smart farming yang bisa diimplementasikan oleh masyarakat, pihaknya menggelontorkan sejumlah dana selama dua tahun untuk penelitian dosen yang hanya berfokus pada smart farming.
Ia sangat bersyukur, hasil jerih payah dosen, mahasiswa dan pengelola Politani Samarinda bisa dimanfaatkan nyata di masyarakat. “Alhamdulillah hasilnya bisa nikmati oleh masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menyukuri bahwa hasil program dan penelitian Politani Samarinda ini lanjut Hamka mendapat respon dari Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Timur.
Bank Indonesia mensponsori pembuatan alat berbasis android karya Politani Samarinda ini bisa diterapkan di Pondok Pesantren Nabil Hisein. Hamka juga memamaprkan bahwa kolaborasi ini menghasilkan karya alat dan teknologi monitoring kesuburan lahan berbasis android.
Dengan alat dan teknologi ini ujar Hamka, lahan pertanian bisa diindentifikasi kesuburannya secara realtime. Kekurangan nutri dan kelebihan mineral pada tanah bisa langsung diketahui pada laporan di layar handphone. Sehingga antisipasi terhadap maalah tanah bisa langsung dilakukan.
Hamka menceritakan bahwa teknologi dari kampusnya tersebut dimanfaatkan oleh pihak pondok pesantren untuk bercocok tanam sayur-sayuran. Kondisi nutri tanah langsung setting untuk keperluan tanaman sayur. Hal ingin sangat cocok dan bermanfaat bagi pondok pesantren memiliki keperluan sayuran bagi santri yang sangat banyak.
Hamka juga menceritakan bahwa kerjasama dengan Bank Indonesia ini tidak akan berhenti sampai di sini. Pihaknya akan terus melakukan pengembangan laboratorium untuk memeroduksi pupuk decomposer yang mudah dan murah aplikasinya bagi masyarakat.
Ia sangat berterima kasih dan berharap kolaborasi dengan Bank Indonesia bisa terus membantu masyarakat yang memerlukan teknologi dari perguruan tinggi. “Semoga dharma bakti penelitian dari kampus Kami bisa bermanfaat nyata untuk masyarakat,” pungkasnya. (bz/adv)