PENAJAM PASER UTARA – Sedang berlangsung aksi memperingati Hari Laut Dunia. Koalisi Masyarakat Sipil bersama Komunitas Lingkar IKN membentangkan spanduk yang berisi perlawanan terhadap kerusakan alam di Kalimantan Timur, utamanya daerah Teluk Balikpapan dan sekitarnya, Sabtu (8/6/2024).
Aksi Kaltim Darurat Lingkungan Sekarat membawa tagline Hentikan Penghancuran Ruang Hidup di Kalimantan Timur.
Kurang lebih 5 kapal nelayan berlayar membawa masyarakat dari Desa Telemow, Kelurahan Pemaluan, Kelurahan Maridan, dan Kelurahan Pantai Lango. Jumlahnya kurang lebih 30 orang yang terdiri dari ibu-ibu, pemuda dan nelayan.
Aksi ini membentangkan spanduk berisi protes terhadap kerusakan lahan akibat berbagai Mega proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN). Para massa aksi berhenti di 5 tempat. Diantaranya, Daerah Teluk Balikpapan di sekitar Pelabuhan milik PT Mitra Murni Perkasa (MPP) yang merupakan perusahaan tambang nikel, lokasi Pelabuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Dermaga Logistik IKN, Kelurahan Pantai Lango dan berakhir kembali ke Kelurahan Maridan.
Warga yang datang menyuarakan berbagai permasalahan yang timbul, akibat rusaknya ruang hidup masyarakat pesisir. Ruang hidup nelayan di Pantai Lango dan sekitarnya dipersempit dengan izin mendirikan dermaga yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan besar. Belum lagi, lahan warga masih terus bersengketa atas pembangunan Bandara Very Very Important Person (VVIP).
Ditambah, Masyarakat Adat dan Perempuan Adat ruang hidupnya mulai tersisih akibat pembangunan mega proyek yang sangat masif ini.
Aksi ini juga sebagai peringatan kepada pemangku kebijakan untuk memikirkan ekosistem laut yang juga sakin hancur akibat pembangunan yang sembrono.
Saat melakukan pembentangan di sekitar Dermaga PT MPP, Koordinator Lapangan Aksi, Yolanda menyebutkan pembangunan Dermaga tersebut telah menghabisi sekitar 80 hektar hutan Mangrove.
“Lihat pembangunan ini telah merusak 80 hektar hutan Mangrove di sekitar Teluk Balikpapan,” tandasnya.
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Nicha R