spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kisah Lurah Batu Ampar Balikpapan Tangani Warga Perantauan Korban Covid-19

MARDANUS tak akan melupakan peristiwa pada hari itu. Lurah Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan tersebut mendapat pembelajaran tentang hidup dari warganya. Adalah suami-istri yang merantau di Balikpapan dan menetap di wilayahnya yang membuat Mardanus terenyuh.

Dari rumah kontrakan seorang warga, Mardanus mendapat informasi bahwa seorang ibu tanpa keluarga ditinggal “pergi” sang suami karena terpapar Covid-19.

Ketika kabar pada Jumat (02/07) sekira pukul 08.15 itu diterimanya, suami dari si ibu tadi dalam keadaan sulit bernapas sehingga perlu segera dirujuk ke rumah sakit.

Spontan, ia menghubungi staf kelurahan agar menghubungi puskemas untuk menjemput dan membawa korban Covid-19 ke rumah sakit. Namun Allah berkehendak lain, ketika petugas Puskesmas tiba, pasien telah wafat.

Hari itu, dengan segala daya upaya yang dimiliki Mardanus, ia berupaya menghubungi banyak pihak untuk menolong warganya. Namun situasi pada hari itu bukanlah situasi normal. Jumlah pasien Covid-19 yang terus melonjak di Kota Balikpapan membuat antrean penjemputan jenazah menjadi panjang. Hingga menjelang salat Jumat, penjemputan jenazah belum bisa dilakukan.

“Karena petugas penjemputan jenazah tak kunjung datang, saya bersama Bhabinkamtibmas dan Babinsa meninggalkan rumah duka untuk salat Jumat,” cerita Mardanus.

Selepas salat Jumat, Mardanus kembali ke rumah duka. Betapa terkejutnya ia mengetahui penanganan jenazah belum juga dilakukan. Dalam kesendiriannya di rumah duka, ia mencoba menghubungi Satgas Covid-19, 119, BPBD, Puskesmas, hingga relawan Covid-19. Dari semua nomor telepon yang ia hubungi, semuanya tidak dapat memberikan kepastian waktu penjemputan jenazah. Di tengah keputusasaan dan kesendirian di rumah duka, dua petugas Satpol PP tiba-tiba datang. Satu jam kemudian, mobil penjemput bersama kru penanganan jenazah pun tiba.

Persoalan prosesi dan pemakaman jenazah selesai, permasalahan berikutnya datang dari istri almarhum yang memaksa ikut menyaksikan pemakaman suaminya di TPU Km 15. Permasalahan baru itu yakni siapa yang berani membawa istri almarhum dalam keadaan positif Covid-19.

Mardanus kembali memutar otak. Ia kembali berupaya mencari bantuan kendaraan masyarakat hingga 119. Tidak ada warga yang berani membawa istri almarhum. Sementara hotline tanggap darurat 119 pun disibukkan penjemputan pasien isolasi mandiri.

Kabar baik datang dari petugas Puskesmas Batu Ampar yang bersedia membawa istri almarhum menggunakan mobil Puskesmas. Satu jam menunggu kedatangan mobil pengantar istri almarhum, jenazah yang sudah berada di dalam mobik jenazah akhirnya diberangkatkan menuju TPU Km 15.

“Sore hari sekitar pukul 15.20, mobil Puskesmas yang disopiri Rifqi akhirnya datang dan kami langsung memberangkatkan jenazah ke TPU Km 15,” cerita Mardanus.

Sepanjang perjalanan pergi-pulang dari TPU Km 15, istri almarhum berkisah kepada Mardanus dengan isak tangis tak kunjung berhenti. Hidup tanpa keluarga di Kota Balikpapan, ia tampak trauma dengan kejadian yang menimpa suaminya.

Betapa tidak, selama tujuh jam ia terkurung di dalam rumah kontrakan bersama sang suami yang telah meninggal dunia. “Saya tak bisa membayangkan, betapa berat istri almarhum berdiam diri di rumah bersama suami yang telah meninggal selama berjam-jam,” kisah Mardanus.

Mardanus dapat memahami apabila tetangga almarhum diliputi kecemasan untuk memberikan bantuan dan pertolongan. Maklum, suami-istri tersebut dalam kondisi terkonfirmasi positif Covid-19. “Kami pun sadar bisa saja tertular, namun kalau bukan kami siapa lagi yang akan menangani,” ucapnya.

Karenanya, ia berpesan agar jangan pernah meremehkan Covid-19. Kejadian yang dialami warganya menjadi pelajaran bahwa dalam situasi tidak normal, diperlukan waktu panjang dan menguras energi dalam penanganan pasien Covid-19. “Mutlak untuk terapkan protokol kesehatan ketat. Selalu gunakan masker saat dimanapun berada. Kita semua tidak ingin menderita karena penyakit corona,” tandasnya. (*/kr/santo)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img