spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kisah Dramatis Dimas, Siswa MTs di Samarinda Ikuti MTQ dari Ambulans

SAMARINDA – Seperti hari-hari biasanya, saban pagi ketika tak ada kesibukan, Mohammad Dimas Pratama, 15 tahun, membaca Alquran di rumah. Pemuda yang tinggal di Jalan Merapi, RT 14 Kelurahan Tanah Merah, Samarinda Utara ini, memang gemar melantunkan ayat-ayat suci. Ia pernah meraih juara dua Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), kompetisi mengaji tingkat kecamatan pada 2020.

Menjelang siang pada Senin, 14 Februari 2022, kantuk menyergap Dimas setelah beberapa ayat Alquran dilafalkan. Ia bergegas membaringkan tubuh di kasur. Tidur siang diperlukannya karena beberapa jam lagi, ia mesti latihan voli. Di samping kesibukannya sebagai pelajar dan hafiz, Dimas juga seorang atlet voli. Ia membela salah satu klub voli di Kota Tepian. Pertandingan pada hari ini sebagai latihan menghadapi tim voli di Balikpapan dalam pertandingan persahabatan.

Dimas bangun ketika matahari condong ke barat. Setelah mempersiapkan kebutuhan berolahraga, kira-kira pukul 16.30 Wita, ia ke lapangan voli berjarak sekitar 400 meter dari rumahnya. Sang ibu, Fatmawati, 38 tahun, selalu setia menemani Dimas bertanding.

Pertandingan di babak pertama dituntaskan Dimas dengan apik. Memasuki babak kedua, petaka datang. Sebermula ketika Dimas memukul bola dengan teknik jumping shot. Saat kakinya mendarat ke tanah, terdengar suara dari paha kanannya. Sejurus itu, Dimas tersungkur di tengah lapangan.

“Mama, kaki ku sakit.”

Rintihan Dimas itu membuat suasana yang tadinya riuh berubah tegang. Fatmawati lari menghampiri buah hatinya. Ia terperangah melihat tulang paha kanan Dimas bergeser. Tak lama kemudian, ambulans datang. Buru-buru, sejumlah warga memasukkan Dimas ke mobil medis tersebut. Sang ibu terus mendampingi.

BACA JUGA :  Wagub Ingatkan Tidak Menyerah dengan Pandemi

Sekira pukul 19.00 Wita, ambulans tiba di RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Dimas segera dimasukkan ke ruang unit gawat darurat (UGD). Hasil rontgen menunjukkan, paha kanan atas Dimas patah. Tim medis menganjurkan agar kaki Dimas dioperasi. Namun, ketiadaan biaya membuat keluarga terpaksa menolak. Dimas pun dibawa pulang setelah mendapatkan perawatan seadanya.

Dimas, kata Fatmawati, tidak ditanggung BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan dari perusahaan suaminya, Mohammad Hafidz, 42 tahun, hanya menanggung sebagian. Di antaranya yakni Hafidz, Fatmawati serta anak pertama dan terakhir. Sesak dada Fatmawati melihat kondisi ini.

“Saat di rumah sakit, kami bayar pakai dana pribadi,” kenang Fatmawati menceritakan runtun peristiwa kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com di rumahnya, Kamis, 3 Februari 2022. Di samping ibu rumah tangga itu, ada Dimas terbaring di kasur. Kaki kanannya dipenuhi perban cokelat.

Dimas adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ayahnya, Mohammad Hafidz, bekerja sebagai sopir truk yang mengangkut kelapa sawit di Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur. Pekerjaannya itu membuat Hafidz jarang pulang. Biasanya, ia pulang 3 bulan sekali.

Mengalami patah tulang membuat Dimas gusar. Siswa kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Jawahir di Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, ini dilaporkan sering menangis. Ia takut, tak bisa mengikuti MTQ ke-44 tingkat kecamatan yang segera diselenggarakan di Masjid Nurul Hidayah, jalan poros Samarinda-Bontang, Tanah Merah.

BACA JUGA :  Tambang Ilegal Kian Marak, Aliansi Masyarakat Melawan Gelar Demo di DPRD Kaltim

Keluarga tak bisa berbuat banyak menghadapi kondisi ini. Sesekali, keluarga mengoleskan minyak bubut ke kaki Dimas. Dengan harapan, pengobatan tradisional dapat memunculkan keajaiban. Akan tetapi, sampai menjelang pelaksanaan MTQ, lelaki kelahiran Samarinda, 7 April 2007, itu belum juga pulih dari cederanya.

“Saya pernah bilang kepada Dimas, karena kondisinya seperti ini, lebih baik dibatalkan saja ikut MTQ. Tapi, dia terus menangis,” urai Fatmawati.

Melihat air mata Dimas membuat hati Fatmawati terguncang. Tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, ia segera mencari akal untuk memenuhi keinginan sang anak. Menaikkan Dimas ke kursi roda sempat terbesit di benaknya. Akan tetapi, cara tersebut mustahil dilakukan karena kaki Dimas tak bisa ditekuk. Pun menggunakan tongkat, kata Fatmawati, ujung-ujungnya Dimas harus duduk karena tidak mungkin berdiri terus.

Solusi datang ketika Fatmawati berdiskusi dengan guru mengaji Dimas. Sang guru menyarankan, Dimas mengikuti MTQ menggunakan ambulans. Sebuah saran yang langsung diterima Fatmawati tanpa basa-basi. Perempuan berhijab itu lekas mengoordinasikan cara tersebut kepada panitia MTQ.

“Alhamdulillah, panitia MTQ memberikan izin Dimas bisa tampil menggunakan ambulans,” ucapnya, bersamangat.

Lampu hijau yang diberikan panitia membuat suasana berubah menjadi ingar bingar. Tak ada lagi kesedihan. Semua sibuk mempersiapkan Dimas tampil di MTQ. Fatmawati pun menemui sopir ambulans yang pernah mengantarkan Dimas ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Kepada sopir tersebut, Fatmawati meminta tolong agar bersedia mengantarkan Dimas ikut MTQ. Si sopir menyambut permintaan dengan suka cita.

BACA JUGA :  40 KK Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Kebakaran

Pada Rabu, 2 Maret 2022, MTQ ke-44 dimulai. Dimas yang sudah mengenakan seragam kebesaran peserta MTQ, diantar pakai ambulans ke Masjid Nurul Hidayah pada pukul 08.00 Wita. Fatmawati ikut di dalamnya. Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, ambulans pakir di depan mimbar MTQ yang berdiri di halaman masjid tersebut.

Fatmawati segera mempersiapkan kebutuhan Dimas membaca Alquran. Di bagasi ambulans, setengah badan Dimas diangkat sampai terduduk menghadap dewan juri. Dari belakang, punggung sang ibu menyangga punggung Dimas.

Usai peserta MTQ pertama menuntaskan tugasnya, giliran Dimas mengaji. Suasana pada pagi itu benar-benar dramatis. Dimas membacakan surah Yunus dari ayat 37 sampai ayat 41 sambil tersedu-sedu. Menetes air mata Fatmawati mendengarnya. “Saya merasa terharu sekali. Saya kuatkan punggung saya untuk menguatkan anak saya,” ucapnya.

Meski telah menuntaskan lima ayat, Dimas mengaku, belum puas. MTQ tahun ini adalah keikutsertaan Dimas yang kedua. Ia mengambil kategori Tilawah, kategori yang sama ketika ia ikut dua tahun lalu. “Saya sedih tidak bisa tampil maksimal. Kaki saya sakit sekali,” sahut Dimas.

Aksi Dimas di MTQ ke-44 ini direkam video oleh salah seorang pengguna ponsel. Video tersebut kemudian tersebar di media sosial. Banyak warganet memanjatkan doa untuk kesembuhan Dimas.

“Sama sekali tidak menyangka mendapat respons seperti ini dari masyarakat. Terima kasih atas doa-doanya untuk Dimas. Semoga Dimas cepat sembuh,” kunci Fatmawati. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img