SAMARINDA – Keuskupan Agung Samarinda menyelenggarakan program “Bakti Kasih untuk Sesama” dalam rangka memperingati 100 tahun Karya Kesehatan. Kegiatan ini berlangsung di Linggang Bigung, Laham, dan Tering, Kalimantan Timur, dengan layanan kesehatan, penyuluhan, dan rekoleksi sebagai agenda utamanya.
Di Gereja Katolik St. Maria, Tering Seberang, Kutai Barat, program ini mencakup penyuluhan lintas agama bertema “Hari Gini Lepas dari Godaan Dunia”, menyoroti bahaya kecanduan gadget, pornografi, narkoba, dan judi online.
Pastor Paroki Tering, Tarno, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini terus berlanjut. “Program ini sangat relevan untuk generasi muda. Kami ingin mereka tumbuh sehat sebagai pribadi yang beragama, menjauhi hal-hal destruktif seperti narkoba dan judi online. Kami juga mendorong mereka memanfaatkan era digital untuk menghasilkan karya kreatif dan positif,” jelas Pastor Tarno.
Dokter David dari Balai Rehabilitasi BNN Tanah Merah Samarinda menyoroti pentingnya pencegahan dini terkait penyalahgunaan narkoba.
“Edukasi semacam ini sangat efektif di daerah pedalaman. Kita tidak hanya menyentuh kesehatan fisik, tetapi juga mental dan sosial, terutama untuk remaja yang rentan terhadap pengaruh buruk,” katanya.
Fitrah, seorang penyintas narkoba yang turut berbicara di acara tersebut, berbagi kisah inspiratifnya.
“Saya dulu terjebak narkoba, tapi sekarang saya bisa bangkit karena dukungan keluarga dan rehabilitasi. Saya berharap anak-anak muda di sini tidak mengulang kesalahan yang sama seperti saya,” ungkapnya.
Kapolsek Tering, Iptu Iwan, mengapresiasi upaya lintas sektoral dalam kegiatan ini. “Kami dari Polri siap mendukung kegiatan seperti ini. Ini bentuk pencegahan yang konkret untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya generasi muda,” ujar Iptu Iwan.
Pastor Paul Djer, CMF, sebagai tokoh rohani, menegaskan pentingnya penguatan nilai spiritual di kalangan remaja.
“Anak-anak muda butuh fondasi iman yang kuat agar dapat membedakan mana yang baik dan buruk. Program ini menjadi wadah untuk membangun karakter mereka,” katanya.
Suster Jeannette, MASF, menambahkan perspektifnya tentang peran perempuan dalam penyuluhan ini. “Perempuan, khususnya ibu, punya peran besar dalam menjaga anak-anak mereka dari pengaruh buruk. Saya berharap kegiatan ini memberikan inspirasi kepada para ibu di sini untuk lebih waspada dan proaktif,” jelasnya.
Sementara itu, Camat Tering, Yosef Ngau, mengapresiasi kegiatan ini yang menurutnya memberikan dampak positif kepada masyarakat. “Kami berharap kegiatan semacam ini dilakukan secara rutin, mungkin dua kali dalam setahun, agar manfaatnya lebih terasa,” ujarnya.
Penulis: Hanafi
Editor: Nicha R