BALIKPAPAN – Matahari sedang terik-teriknya ketika ratusan orang tiba di depan kantor PT Bayan Resources Tbk, Balikpapan Baru. Mereka segera membentangkan sejumlah spanduk, salah satunya betuliskan Prioritaskan PTS dan PTN Kaltim. Sejurus itu, Ketua Gerakan Putera Asli (Gepak) Kuning Kalimantan Timur, Suriansyah, berbicara menggunakan megafon dari atas pikap.
“Di sini, kita hanya menyampaikan aspirasi soal CSR. Jangan sampai ada pengerusakan atau melakukan yang aneh-aneh,” seru pria tersebut membuka unjuk rasa, Rabu, 18 Mei 2022, sekira pukul 14.30 Wita.
Demonstrasi tersebut diikuti sejumlah mahasiswa, nelayan, hingga organisiasi masyarakat yang melebur dalam sebuah kelompok bernama Aliansi Kaltim Bergerak. Awalnya, aksi berjalan kondusif. Para demonstran menyampaikan unek-unek tanpa hambatan. Namun, setelah beberapa menit berorasi, entah apa sebabnya, terjadi dorong-dorongan antara petugas keamanan dengan pengunjuk rasa.
“Teman saya tadi mendapat tendangan. Kami menyayangkan adanya tidak represif dari aparat,” kata Zulkifli, koordinator lapangan aksi tersebut. Hingga berita ini ditayangkan, Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor Kota Balikpapan, Komisaris Polisi Sarbini, belum merespons upaya konfirmasi kaltimkece.id, jaringan mediakaltim.com melalui panggilan telepon dan pesan pendek soal tuduhan Zulkifli tersebut.
Aksi dorong-dorongan ini tidak berlangsung lama. Setelahnya, petugas hubungan masyarakat PT Bayan Resources, Syahbuddin, menemui para demonstran. Mereka berdialog mencari solusi dari tuntutan aliansi.
Zulkifli menjelaskan, unjuk rasa ini dipicu dari penyaluran dana corporate social responsibility (CSR) PT Bayan Resources sebesar Rp 200 miliar kepada tiga perguruan tinggi di Pulau Jawa. Ketiganya adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada. Menurutnya, pemberian dana tersebut tidak adil.
Aliansi meminta, PT Bayan juga membantu bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial Kaltim.
“Karena itu tertuang dalam PP Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial,” jelasnya. Jika tututan tidak diakomodir, Zulkifli mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar dengan melibatkan sejumlah elemen se-Kaltim.
Koordinator hubungan masyarakat Aliansi Kaltim Bergerak, Zulpan Hendriawan, menambahkan, pendidikan provinsi ini sudah sangat membutuhkan bantuan. Masalahnya, anggaran pendidikan Kaltim disebut selalu berkurang setiap tahun. Anggaran beasiswa, contohnya. Zulpan menyebut, anggaran beasiswa Kaltim pada 2019 sebesar Rp 168 miliar, 2020 Rp 165 miliar, dan 2021 Rp 163 miliar.
“Apabila Rp 200 miliar itu digunakan untuk Kaltim, tentu dapat menyediakan tenaga pendidik dan fasilitas yang memadai sehingga terciptanya sumber daya manusia Kaltim yang handal,” imbuh Zulpan.
Masih di lokasi yang sama, Syahbuddin menyampaikan bahwa tuntutan Aliansi Kaltim Bergerak itu segera ditindaklanjuti. PT Bayan disebut akan memberikan beasiswa kepada 74 mahasiswa yang tinggal di Kembang Janggut, Tabang, dan Muara Kaman.
Ketiga kecamatan di Kutai Kartanegara tersebut dipilih karena berada paling dekat dengan lokasi tambang batu bara milik PT Bayan. “Itu sudah menjadi ketentuannya. Kami tidak bisa menyimpang dari ketentuan,” jelas Syahbuddin.
Selain beasiswa, sambungnya, perusahaan juga akan menyediakan air bersih untuk warga Kukar. Bahkan, saat ini, PT Bayan tengah membangun jalan untuk keperluan masyarakat dan perusahaan sepanjang 100 kilometer yang menghubungkan Kukar dengan Kutai Barat.
“Ini berdasarkan arahan dari pansus DPR,” sebutnya. Sebenarnya, kata dia, PT Bayan sudah kerap membantu pelajar Kaltim. Bantuan tersebut berupa pelatihan berwirausaha.
Dalam wawancara terdahulu, Syahbuddin menerangkan, PT Bayan tidak pernah menyalurkan bantuan CSR ratusan miliar rupiah kepada UGM, UI, dan ITB. Bantuan tersebut diklaim berasal dari kantong pribadi Dato Low Tuck Kwong, pemegang saham sekaligus presiden direktur Bayan Resources. (kk)