TENGGARONG– Pengamat Sosial sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Tenggarong, Zulkifli meminta pemerintah tak hanya fokus melaksanakan operasi pasar minyak goreng di ritel atau pasar modern tapi juga di pasar tradisional.
Hal itu dilakukan untuk memecah kepanikan masyarakat, menyusul kelangkaan minyak goreng yang hingga kini terus berlangsung di Kukar. Upaya lainnya, lanjut Zulkifli, dengan menggandeng ketua Rukun Tetangga (RT) dalam membantu penyebaran minyak goreng sehingga bisa lebih luas.
Semisal, penyebaran minyak goreng curah. Nantinya ketua RT mengkoordinasikan warganya, dengan menyiapkan jeriken, dengan maksimal pembelian 5 liter per Kepala Keluarga (KK). Dengan melibatkan unsur pemerintahan terbawah seperti itu, Zulkifli yakin oknum yang mengambil kesempatan dari kelangkaan minyak goreng bisa mudah terungkap.
“Sehingga secara sosial tidak nampak kepanikan, tinggal pemerintah mendesain hal ini,” katanya, Senin (14/3/2022).
Menurut dia, adanya kepanikan masyarakat dapat dilihat selama beberapa pekan belakangan ini. Harga minyak goreng di pasar tradisional melonjak tajam, hingga ada yang berani menjual Rp 150 ribu untuk 2 liter minyak goreng kemasan.
Belum lagi, antrean panjang di ritel modern yang ditunjuk menjual minyak goreng satu harga. Bahkan ada masyarakat yang tertipu pesan bohong yang mengabarkan ada toko ritel modern yang memiliki stok minyak goreng. Padahal kenyataannya, toko tersebut sedang kehabisan stok minyak goreng.
Lagi-lagi, lanjut Zulkifli, masyarakat yang dirugikan akibat kondisi ini. Langkah cepat harus segera diambil terlebih dalam 3 pekan lagi bulan Ramadan akan tiba, dimana kebutuhan dan tingkat konsumsi masyarakat akan meningkat dibanding hari biasa. (afi)
