spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kenang Tragedi Kanjuruhan, Brimob Polda Kaltim dan Suporter Sepak Bola Kirim Doa Yasin

BALIKPAPAN– Tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan ratusan orang, hingga saat ini masih menimbulkan duka bagi masyarakat Indonesia. Apalagi Korps Polri dan suporter sepakbola di seluruh tanah air.

Senin (10/10/2022) malam, bertempat di Masjid As Salam Makobrimob Polda Kaltim, puluhan personel Brimob Polda Kaltim dan  suporter sepakbola dari berbagai tim yang ada di Kota Beriman, melaksanakan doa bersama dengan cara membaca Surat Yasin.

Doa bersama dipimpin langsung  Wadan Korps Brimob Polri, Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso, didampingi Dansat Brimob Polda Kaltim, Kombes Pol Andy Rifai, dan Karorenmin Korps Brimob Polri, Brigjen Rudy Harianto. Doa bersama berlangsung secara khidmat dan penuh kesedihan.

Selama 20 menit membaca Surat Yasin dan mengirimkan doa untuk para korban Kanjuruhan Malang, Wadan Korps Brimob Polri, Irjen Pol Setyo Boedi Moempoeni Harso menyampaikan jika saat ini adalah momen bersatunya seluruh suporter di Indonesia. Dia juga berharap keluarga korban yang ditinggalkan dapat diberi kesabaran yang mendalam.

“Cukup sampai disitu saja tragedi naas yang memakan korban hingga ratusan jiwa. Kita juga berduka atas meninggalnya korban di Stadion Kanjuruhan,” ujarnya.

BACA JUGA :  Balikpapan Terapkan e-KTP Digital dengan QR Code
Doa bersama Korps Brimob Polda Kaltim dengan suporter sepakbola di Balikpapan.

Setyo Boedi melanjutkan, pasca-kejadian pemerintah dan Polri  terus berkordinasi dan mengintrospeksi diri. Agar hal serupa tidak kembali terulang. “Kita ‘kan juga sudah mendapat arahan dari FIFA. Sampai saat ini kami dan pemerintah terus berbenah,” jelasnya.

Sementara itu salah satu suporter Balistik yang hadir, Rusmadianto mengaku sangat mengapresiasi langkah Brimob Polda Kaltim yang menggelar doa bersama.

“Kita senang ya dengan adanya kegiatan seperti ini. Positifnya, kita dari berbagai kalangan suporter disini bisa bersama-sama berkumpul sambil memanjatkan doa bagi saudara-saudara Aremania, baik yang masih dirawat di rumah sakit dan juga yang telah meninggal,” ujarnya.

Rusmadianto juga mengharapkan, tragedi Kanjuruhan adalah peristiwa naas yang terakhir terjadi di dunia persepakbolaan, tidak hanya di Indonesia tapi seluruh dunia.

“Kalau bisa cukup yang di sana (Kanjuruhan) aja kejadian seperti itu. Tidak terulang kembali di manapun,” sambung Rahmatullah, salah satu suporter Madura United. (Bom)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img