Oleh : Abdul Hamzah
Pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Kalimantan Timur
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
FKKMK UGM Peminatan Perilaku dan Promosi Kesehatan
BEBERAPA tahun belakangan ini kesehatan mental mendapatkan perhatian khusus dari dunia Kesehatan, hal ini disebabkan Kesehatan mental bukanlah suatu gangguan yang dapat dilihat tandanya secara jelas. Banyak gangguan mental yang dapat terjadi pada orang yang terlihat sehat, seperti perasaan gelisah, depresi dan sebagainya.
Pada prinsipnya kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kesehatan mental sangat berpengaruh bagi perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental merupakan hal penting yang tidak boleh dianggap ringan
Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.
Dikutip dari Kemenkes, kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Sedanngkan mental illness (mental disorder) atau disebut juga dengan gangguan mental adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi diantaranya. Kondisi ini dapat terjadi sesekali atau berlangsung dalam waktu yang lama (kronis).
Gangguan ini bisa ringan hingga parah, yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari termasuk melakukan kegiatan sosial, pekerjaan, hingga menjalani hubungan dengan keluarga.
Meski rumit, gangguan kesehatan mental termasuk penyakit yang dapat diobati. Bahkan, sebagian besar penderita mental disorder masih dapat menjalani kehidupan sehari-hari selayaknya orang normal. Namun, pada kondisi yang lebih buruk, seseorang mungkin perlu mendapat perawatan intensif di rumah sakit untuk menangani kondisinya. Tak jarang, kondisi ini pun dapat memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri atau mengakhiri kehidupannya.
Gangguan mental adalah kondisi yang umum terjadi pada siapapun. Menurut WHO satu dari lima anak-anak dan remaja di dunia memiliki gangguan mental. Sementara pada orang dewasa, kondisi ini memengaruhi satu dari empat orang di dunia. Adapun dari kasus tersebut, sekitar setengahnya dimulai pada remaja di bawah usia 14 tahun. Ini merupakan usia yang rawan untuk munculnya gangguan mental.
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 di Indonesia angka prevalensi untuk gangguan mental emosional pada kategori umur 15 tahun keatas mencapai angka 706.688 jiwa dan kemungkinan angka ini akan terus bertambah jika tidak ada penanganan yang baik terkait pelayanan gangguan mental.
Tanda-tanda gangguan mental yang biasa umum terjadi diantaranya, merasa sedih atau murung, kemampuan berkonsentrasi menurun, menarik diri dari lingkungan pergaulan, perubahan mood atau suasana hati yang cepat, muncul rasa takut atau kekhawatiran yang berlebihan, cepat merasa lelah, mengalami gangguan tidur, tidak mampu mengatasi stress atau masalah sehari-hari, tidak mampu memahami situasi atau orang-orang disekitarnya, emosi yang berlebihan dan rentan melakukan tindakan kekerasan, sering merasa putus asa dan tidak berdaya dan pada tahap yang berat muncul halusinasi dan keinginan untuk bunuh diri
Jenis – Jenis Gangguan Mental
Ada beberapa jenis gangguan mental yang banyak dialami di Indonesia dan perlu diwaspadai, diantaranya :
1. Depresi
Merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus mengalami tekanan dan kehilangan semangat untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Selain itu, seseorang yang mengalami depresi juga tidak bisa membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti mengalami kesedihan yang mendalam dan memiliki pengalaman traumatis. Kondisi traumatis ini dapat bersifat objektif maupun subjektif, baik itu karena kekerasan fisik, emosional, hingga kejadian yang bisa mengancam nyawa. Gangguan depresi jika tidak segera diatasi maka dapat memicu penderita melakukan tindakan bunuh diri.
2. Anxiety Disorder
Adalah perasaan cemas menetap atau memburuk hingga akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari. Seseorang yang menderita gangguan mental ini akan merasa gugup dan khawatir secara terus menerus dan berulang. Selain itu, penderita juga akan mengalami berbagai gejala fisik, seperti berkeringat, pernapasan cepat atau dangkal, dan sulit tidur. Gangguan kecemasan ini bisa terjadi pada siapa saja, namun paling sering terjadi pada orang dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun. Umumnya, penderita tidak bisa menjelaskan kenapa ia merasa cemas atau khawatir yang berlangsung secara terus menerus.
3. Obsessive compulsive disorder (OCD)
Merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderita melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang. Seseorang yang mengalami kondisi ini juga akan mengalami ketakutan atau kecemasan yang berlebihan. Umumnya gangguan ini dialami oleh orang dewasa, namun tidak menutup kemungkinan juga dapat terjadi pada usia anak-anak atau remaja.
4. Bipolar
Melansir dari laman Pelayanan Kesehatan kemenkes gangguan bipolar merupakan kondisi kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan emosi yang drastis, dari mania (sangat senang) menjadi depresif (sangat terpuruk), atau pun sebaliknya. Sebelum terjadi perubahan dari satu emosi ke emosi lain, biasanya terdapat fase dimana suasana hati atau emosi pasien normal. Namun pada kasus tertentu, perubahan emosi juga dapat terjadi tanpa adanya fase normal. Tiap emosi atau gejala, baik mania mau pun depresi, dapat berlangsung selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
5. Gangguan Kepribadian Narsistik
Adalah kondisi di mana seseorang merasa dirinya paling penting, sangat membutuhkan perhatian, dan kekaguman berlebihan. Selain itu, gangguan ini juga kerap menyebabkan kurangnya empati terhadap orang lain. Meski memiliki kepercayaan diri yang tinggi, orang yang mengidap gangguan ini lemah terhadap kritik sekecil apapun. Melansir dari laman Pelayanan Kesehatan kemenkes Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gangguan kepribadian narsistik. Namun, narsistik diduga terkait dengan sejumlah faktor seperti faktor genetik, yaitu riwayat narsistik dalam keluarga, faktor lingkungan pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan, menuntut, atau tidak memedulikan anak atau pengalaman masa kecil, seperti penyiksaan dan trauma.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menjaga Kesehatan mental
Tidak dapat dimungkiri menjaga Kesehatan mental itu gampang-gampang susah namun jika dilakukan dengan konsisten akan membuat kita terhindar dari gangguan mental karena pada prinsipnya menjaga mesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga Kesehatan fisik
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menjaga Kesehatan mental :
a. Berolahraga Secara Teratur
Ada pepatah yang mengatakan “didalam raga yang sehat terdapat terdapat jiwa yang kuat’’ . Pepatah ini masih sangat relevan sampai sekarang. Pikiran dan tubuh kita sangat berhubungan. Kesehatan fisik berpengaruh terhadap kesehatan mental. Demikian pula sebaliknya. Berolahraga telah terbukti membantu mengurangi gejala depresi dan kecemasan, selain untuk menjaga kesehatan fisik berolahraga di luar ruangan sangat disarankan karena dengan begitu kita juga bisa memperoleh udara segar yang sangat kita butuhkan. Berolahraga minimal 30 menit per hari diimbangi dengan pola makan sehat, seperti makan buah dan sayur-sayuran akan sangat berdampak bagi kesehatan fisik dan mental
b. Bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain, karena itu penting memiliki hubungan yang sehat dan positif dengan orang lain. Memiliki hubungan sosial yang baik dapat membantu seseorang terhindar dari bahaya stress dan depresi, selain keluarga atau teman kita juga bisa membangun hubungan dengan komunitas dan lingkungan
c. Istirahat dan cukup tidur
Ketika fisik dan pikiran sudah terasa lelah akibat pekerjaan, tugas atau masalah lain, isirahatlah, lakukan kegiatan yang membuat kita merasa jauh lebih baik walaupun hanya sejenak. Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur memiliki efek negatif yang signifikan pada suasana hati.Tidur pada waktu yang teratur setiap hari. Hindari bermain gadget sebelum waktu tidur. Kurang istirahat dan tidur dapat menyebabkan murung, stress, cepat marah dan sulit konsentrasi dalam melakukan kegiatan
d. Bersyukur dan Berpikir positif
Tingkatkan rasa syukur terhadap hal-hal yang Kita dapatkan dalam hidup. Lakukan kegiatan mensyukuri atas apa yang Kita dapat setiap hari. Rasa syukur bisa berupa hal besar yang Kita dapatkan, dukungan orang-orang tersayang, hingga hal-hal kecil yang dialami seperti menikmati makanan yang enak. Bersyukur akan membantu seseorang untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
Cara kita berpikir tentang diri sendiri dapat memiliki efek yang kuat pada kejiwaan Kita. Ketika kita memandang diri kita dan hidup kita secara negatif, maka kita juga merasakan efek negatifnya. Sebaliknya, jika membiasakan diri menggunakan kata-kata yang membuat lebih positif, maka hal ini membuat kita lebih positif dan optimis
e. Konsultasi ke Psikolog atau Pakar
Gangguan kesehatan mental bukanlah aib, tapi peristiwa yang dapat menimpa siapa saja, bila cara sederhana tidak membantu dalam mengatasi gangguan mental maka jangan ragu atau malu untuk meminta bantuan pakar atau ahli seperti Psikolog atau Psikiater, mereka akan dengan ringan tangan membantu.
Saran dan dukungan dari pakar akan akan membantu untuk menghadapi masalah yang dihadapi, jangan ragu untuk berkonsultasi sekecil apapun masalah yang dirasakan karena kerahasiaan kita akan sangat terjaga. (*)