spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kena Dampak Tanggul Jebol, Warga ini Tuntut Tanggung Jawab Pengembang

SAMARINDA – Sungguh malang nasib Aleng warga RT 26 Kelurahan Lok Bahu, kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda. Ia terpaksa harus menumpang tidur di rumah keluarganya lantaran rumah miliknya berdekatan dengan tanggul pengembang perumahan Bukit Mediteranian yang berada di Jalan MT Haryono.

Pasalnya, tanah di area tanggul tersebut hingga saat ini terus bergerak dan dikhawatirkan longsor menimpa rumahnya.

Pihak pengembang perumahan elit tersebut, saat ini memang sedang melakukan  pematangan lahan. Dan kebetulan lahan tersebut lebih tinggi dari rumah-rumah warga di sekitarnya.

Nampak beberapa alat berat milik pengembang perumahan sedang beraktivitas melakukan pematangan lahan yang  berbatasan langsung dengan rumah warga yang berada di di Gang 06 RT 26 Blok F Jalan M Said Kelurahan Lok Bahu Samarinda.

Pembangunan tanggul yang cukup tinggi tersebut untuk menahan tanah dengan metode Geogrid (penulangan atau perkuatan).

Ternyata dengan metode tersebut sepertinya masih belum berhasil. Mengingat, Geogrid yang dilapisi dengan plastik tersebut nampak rapuh terkelupas dan bergeser. Sehingga nampak longsor menimpa bagian belakang rumah Aleng.

Bahkan, pergerakan tanggul penyangga tanah tersebut hingga saat ini terus terjadi. Saat  media ini melihat secara langsung, tanggul bergerak dan beberapa kali batu atau pun tanah yang menggumpal menghantam  bagian belakang rumah Aleng berkali-kali, sehingga mengeluarkan suara yang menggelegar.

Rumah Aleng yang terancam akan diterjang longsor dari tanggul buatan pengembang perumahan elit.

Aleng menceritakan bahwa pada Kamis (29/12/2023) malam dari pukul 00.00 Wita,  mendengar ada gerakan dari tanggul yang dibuat oleh pengembang perumahan, yang berada di belakang rumahnya tersebut, yang membuatnya ketakutan.

Sekarang Aleng merasa takut untuk tinggal di rumah kesayangannya tersebut. Dia  menuntut pihak pengembang untuk bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa rumah satu-satunya tersebut.

“Saya meminta perusahaan pengembang dan pemerintah bertanggung jawab atas ini. Mau sampai kapan saya harus tinggal di rumah keluarga. Enggak mungkin saya tinggal sama keluarga sampai berbulan-bulan,” keluh Aleng.

Akibat jebolnya tanggul ini, semua barang yang ada di dalam rumah tidak sempat untuk diselamatkan, karena lokasi tanggul yang jaraknya tidak sampai satu meter dari rumahnya tersebut kapan saja bisa melahap rumahnya sampai habis.  Aleng yang tinggal bersama istrinya  terpaksa menumpang di rumah menantunya.

“Istri saya sekarang tinggal sama menantu saya, anak saya yang cewek sekarang tinggal sama suaminya,” ujarnya sambil tertunduk lesu.

Aleng berharap masalah yang menimpanya segera diberikan solusi agar dia bisa tenang dan keluar dari masalah yang menimpa keluarganya.

“Rumah ini sudah lama kami tempati, saya lupa dari tahun berapa. Yang pasti rumah ini saya bangun dengan keringat saya sendiri. Saya harap pemerintah dan perusahaan bisa memberikan solusi untuk masalah saya ini,” tutupnya.

Pewarta : Hanafi
Editor : Nicha R

16.4k Pengikut
Mengikuti