JAKARTA – Beredarnya isu penyebaran nyamuk Wolbachia yang disebut berpotensi membuat virus bermutasi, dibantah keras oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi mengungkapkan bahwa isu-isu tersebut sama sekali tidak benar.
“Informasi – informasi yang disebarkan itu sebenarnya bukti-buktinya sangat lemah. Karena, mereka menyebutkan nyamuknya akan membuat rekayasa genetik. Padahal sudah ada pernyataan bahkan Singapura juga sudah menegaskan bahwa Wolbachia tidak ada mengubah genetik,” ungkap Imran Pambudi kepada Media Kaltim, Kamis (16/11/2023) malam.
Dijelaskan, metode Wolbachia dalam pengendalian dengue sebenarnya adalah berupa bakteri yang terdapat di dalam tubuh serangga secara alami (bukan bakteri Transgenik/GMO). Kemudian diturunkan ke generasi selanjutnya. “Ini sudah terbukti aman bagi manusia, hewan dan lingkungan,” tegasnya.
Selain itu, Wolbachia juga sudah terbukti mampu mengurangi replikasi virus dengue di dalam tubuh Aedes aegypti. Serta dapat memberikan proteksi komunitas jangka panjang terhadap dengue.
“Kalau dilihat dari aspek keamanan teknologi, tidak ada transmisi horisontal ke serangga lain. Tidak ada infeksi ke manusia dan juga tidak mengubah karakter dan mengubah populasi nyamuk,” bebernya.
Lebih jauh Imran menuturkan pada tahun 2021, WHO sudah merilis rekomendasi Wolbachia. “WHO tidak mungkin sembarangan mengeluarkan rekomendasi seperti itu. Pastinya juga sudah melakukan studi dan kajian dari berbagai negara,” pungkasnya.
Pewarta : Nicha Ratnasari